Pada perdagangan Selasa, 17 Juni 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menguat 0,54% ke posisi 7.155,9. Namun, menarik untuk dicermati bahwa tiga saham bank blue chip di indeks LQ45 yakni BBRI, BBCA, dan BMRI menunjukkan arah pergerakan yang tidak seragam.
Saham BBRI: Menutup Hari dengan Tekanan Turun
BBRI tercatat menutup perdagangan di harga Rp 3.960 per saham, turun 0,75% dibanding penutupan hari sebelumnya Rp 3.990. Meski dibuka lebih tinggi di Rp 4.010, harga saham BBRI hanya bergerak di rentang Rp 3.960 hingga Rp 4.030 sepanjang hari. Dalam sepekan terakhir, harga saham ini melemah sekitar -4,58% dari Rp 4.150.
Volume transaksi mencapai 1,257,694 lot dengan total nilai transaksi sekitar Rp 501,40 miliar. Penurunan ini memberi sinyal bahwa meskipun sentimen pasar positif, ada tekanan jual yang harus diwaspadai di saham BBRI.
BBCA: Si Kuat yang Menguat
Kontras dengan BBRI, saham BBCA malah menguat dengan penutupan di Rp 9.075 per saham, naik 1,68% dari Rp 8.925 hari sebelumnya. BBCA dibuka di Rp 8.975 dan mencetak harga tertinggi di Rp 9.100, menandakan optimisme pelaku pasar terhadap saham ini.
Nilai transaksi mencapai Rp 497,60 miliar dengan volume 549,279 lot. Meski dalam tujuh hari terakhir ada sedikit penurunan sebesar -0,27%, penguatan hari ini memberikan energi positif bagi investor yang memantau saham bank ini.
BMRI Tertekan Turun Lagi
Saham BMRI pada hari yang sama ditutup di Rp 5.100 per saham, turun hampir 1% (0,97%) dari Rp 5.150. Dibuka pada harga Rp 5.175 dan bergerak di rentang Rp 5.100 hingga Rp 5.225, BMRI menunjukkan tekanan jual yang cukup signifikan.
Volume transaksi terhitung 706,577 lot dengan nilai transaksi Rp 364,30 miliar. Secara mingguan, saham BMRI turun sekitar -2,86% dari Rp 5.250.
Apa Maknanya bagi Investor?
Situasi ini memperlihatkan bahwa walau IHSG sedang positif, tidak semua saham bank blue chip otomatis mengikuti tren naik. Baik BBRI maupun BMRI sedang mengalami tekanan jual, sementara BBCA tetap menunjukkan ketahanan dan penguatan harga.
Ini jadi pengingat bahwa diversifikasi portofolio sangat penting dan perlu pengamatan spesifik terhadap setiap saham, walaupun dalam satu sektor yang sama. Pasar memang dinamis, dan kinerja individual emiten bisa berbeda tergantung berita, sentimen, dan fundamental masing-masing.
Tips Singkat
- Perhatikan volume dan nilai transaksi saham sehari-hari, karena ini memberi gambaran kekuatan pergerakan.
- Jangan hanya melihat indeks secara keseluruhan; cek pergerakan saham unggulan untuk keputusan investasi yang lebih tepat.
- Saham blue chip biasanya lebih stabil tapi tetap bisa berbeda arah satu sama lain.
Dengan informasi ini, Anda bisa lebih bijak dalam mengelola investasi saham perbankan di Indonesia, terutama saham-saham LQ45.
Jangan lupa juga cek berita terbaru dan analisis saham lain untuk mendapatkan gambaran pasar yang lebih luas:
- Lo Kheng Hong Akan Terima Dividen Jumbo Dari Blue Chip Ini, Investor Pilih Beli/Jual?
- BEI Berniat Lakukan Penyesuaian Jam Perdagangan, Ini Alasannya
- BEI Tetap Lakukan Suspensi terhadap 6 Saham Ini, Ada Apa?
(Video terkait): Dunia di Ambang Perang Dunia Ketiga? Pakar Ungkap Dua Skenario Pemicunya
Explorasi terus peluang investasi Anda dengan tetap mengamati kinerja saham favorit di pasar. Jangan sampai melewatkan momentum penting!
Penulis: Bimo Kresnomurti