5 Fakta Penting Saham CDIA yang Harus Kamu Tahu Sebelum Memutuskan Buy di e-IPO
Jumat, 20 Juni 2025IPO dan RUPS

IPO anak usaha PT Chandra Asri, CDIA, akhirnya hadir di e-IPO. Sebelum buru-buru beli, simak 5 fakta kunci yang membantu kamu mengerti prospek dan risikonya.

Saham IPO terbaru yang cukup dinanti, CDIA, siap melantai di Bursa Efek Indonesia. Anak usaha PT Chandra Asri (TPIA) ini menawarkan peluang menarik, tapi juga punya beberapa hal penting yang harus kamu pahami. Yuk, kita kupas lima fakta kunci yang wajib diketahui sebelum kamu putuskan untuk BUY.


1. CDIA, Spin-off Ketiga Prajogo dalam 5 Tahun Terakhir

Bagi yang mengikuti jejak investasi dari Grup Prajogo Pangestu, CDIA adalah emiten ketiga yang mereka bawa ke pasar modal dalam 5 tahun terakhir setelah BREN dan CUAN. Sebagai spin-off, CDIA mengelola berbagai aset infrastruktur seperti pelabuhan, kapal, penyewaan tangki, pembangkit listrik, hingga logistik.

Ini bukan perusahaan baru, melainkan kelanjutan dari bisnis existing yang sudah kuat, jadi ada rekam jejak operasional dan potensi sinergi Grup Chandra Asri.

2. Jumlah Saham Baru yang Dilepas Termasuk Besar

CDIA melepas 12 miliar lembar saham baru, setara 10% dari saham beredar. Jumlah lembar ini cukup besar jika dibandingkan dengan klaim sukses spin-off lainnya. Misalnya, CUAN yang hanya sekitar 1,69 miliar lembar dan BREN dengan 4 miliar lembar.

Tantangannya? Dengan lembar saham yang jauh lebih banyak, potensi dilusi dan volatilitas harga bisa lebih terasa. Namun, nama besar Prajogo dan track record kesuksesan IPO mereka sedikit banyak memberikan rasa optimis.

3. Dana IPO Dialokasikan Sepenuhnya untuk Ekspansi

Target dana IPO CDIA mencapai Rp2,37 triliun, dan rencananya dana ini akan 100% dipakai untuk mengembangkan bisnis:

  • Rp871 miliar untuk pembelian armada kapal baru melalui anak usaha PT Chandra Shipping Internasional dan PT Marina Indah Maritim.
  • Rp1,5 triliun untuk pengembangan fasilitas penyimpanan tangki, pipa ethylene, dan fasilitas pendukung lainnya di anak usaha PT Chandra Samudera Port.

Kalau dana IPO ini kurang, CDIA siap mencari tambahan dari kas internal atau pinjaman bank. Dengan dana segar yang fokus untuk ekspansi, ini jadi sinyal positif untuk pertumbuhan bisnis.

4. Kolaborasi Strategis dengan Perusahaan Energi Thailand

Satu hal menarik: 30% pemegang saham CDIA adalah Phoenix Power B.V., perwakilan dari Electricity Generating Public Company Limited (EGCO) – perusahaan listrik milik negara Thailand.

Kerjasama ini ditandai dengan suntikan modal tambahan sekitar 185 juta USD (sekitar Rp3,1 triliun) ke CDIA, yang memperkuat posisi bisnis pembangkit listrik dan infrastruktur CDIA.

Jadi, selain kekuatan lokal dari TPIA 70%, ada dukungan strategis dari pemain regional di sektor energi. Ini bisa membuka peluang pengembangan dan efisiensi lebih besar ke depan.

5. Laba Bersih 2024 Lebih Tinggi dari Laba Kotor, Ini Penjelasannya

Tahun 2024, CDIA membukukan pendapatan sekitar 102 juta USD naik 34% dibanding tahun sebelumnya. Tapi yang paling menarik, laba bersih mencapai 30,63 juta USD – melonjak 168% dan justru jauh lebih tinggi dibanding laba kotor 10,46 juta USD.

Kenapa bisa begitu?

  • Pendapatan keuangan besar senilai 31 juta USD yang berasal dari kupon obligasi negara, bunga deposito, dan tabungan.
  • Pendapatan laba dari entitas asosiasi sebesar 10,97 juta USD. CDIA memiliki kepemilikan pada PT Krakatau Tirta Industri (bisnis pengolahan air) dan PT Krakatau Posco Energi (pembangkit listrik).

Jadi, profitabilitas CDIA tidak hanya dari operasional langsung, tapi juga dari sumber pendapatan keuangan lain dan investasi strategis.

Bonus: Penjamin Emisi dan Valuasi IPO yang Relatif Premium

CDIA didukung enam penjamin emisi terkemuka, termasuk Henan Putihrai Sekuritas dan BNI Sekuritas yang juga menangani IPO BREN dan CUAN. Ini memberi jaminan kualitas proses IPO.

Harga penawaran antara Rp170–Rp190 per saham tergolong premium. Berdasarkan laporan 2024, rasio PE ada di kisaran 42–48 kali, dan PBV sekitar 1,75–1,96 kali.

Hal ini wajar untuk perusahaan dengan rekam jejak dan potensi pertumbuhan, tapi tentu investor harus siap dengan valuasi tersebut.


Kesimpulan

Kalau kamu tertarik dengan saham CDIA, kenali dulu bisnisnya yang luas di sektor infrastruktur dan energi serta kolaborasi regionalnya. IPO ini menawarkan peluang dengan dana ekspansi besar, tapi juga disertai valuasi premium dan saham baru yang relatif banyak.

Apakah ini kesempatan emas untuk portfolio kamu? Tentunya, pelajari juga strategi investasi jangka pendek maupun panjang dan pantau perkembangan real-time.

Untuk insight lebih lengkap, diskusi, dan pilihan saham IPO terbaik, kamu bisa bergabung dengan komunitas dan layanan premium Mikirsaham yang menyediakan analisis serta update terhangat.

Jadi, sudah siap menyambut CDIA di portofolio kamu?


Artikel ini bukan rekomendasi beli atau jual, selalu lakukan riset dan pertimbangan sebelum berinvestasi.

Sumber: Mikirduit