
Pasar saham Indonesia kembali bergerak turun dalam sepekan terakhir. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 210 poin atau sekitar 2,96%, menurun dari level 7.117 ke 6.907. Kapitalisasi pasar juga ikut terkoreksi, turun lebih dari Rp312 triliun.
Dalam momen seperti ini, tentu ada saham-saham yang jadi sorotan karena mengalami pelemahan signifikan. Berikut kami rangkum 5 saham dengan penurunan terbesar (top losers) sepanjang 16-20 Juni 2025:
1. SMIL - PT Sarana Mitra Luas Tbk
Saham SMIL mencatat penurunan paling tajam, anjlok 22,9% dari harga Rp262 menjadi Rp202 per lembar saham. Transaksi cukup aktif dengan volume mencapai 882,2 juta unit dan nilai transaksi Rp182 miliar. Perlu dicatat, investor asing tercatat melakukan net foreign sell sebesar Rp9 miliar di saham ini.
2. NICL - PT PAM Mineral Tbk
Sayang bagi NICL, sahamnya turun 15,3% menjadi Rp1.080 per saham. Volume tercatat 192,6 juta unit dengan nilai transaksi Rp246,3 miliar. Namun menariknya, saham ini justru mendapat net foreign buy sebesar Rp3,8 miliar, menunjukkan ada keyakinan asing terbatas yang masuk meskipun harga sedang turun.
3. BRMS - PT Bumi Resources Minerals Tbk
BRMS turun 14,57% ke level Rp422. Volume perdagangan spektakuler dengan 7,2 miliar unit saham berpindah tangan, setara Rp3,3 triliun. Investor asing keluar besar-besaran dengan net foreign sell mencapai Rp386,8 miliar.
4. ADHI - PT Adhi Karya (Persero) Tbk
Saham konstruksi ADHI melemah 12,86% ke Rp244. Aktivitas jual beli masih signifikan dengan volume transaksi 252,7 juta unit senilai Rp67 miliar. Net foreign sell terdata sebesar Rp2,9 miliar.
5. IKAN - PT Era Mandiri Cemerlang Tbk
IKAN turun 12,82% menjadi Rp68 per saham dengan volume 610,6 juta unit dan nilai Rp48,1 miliar. Investor asing juga mencetak net foreign sell Rp8,7 miliar.
Apa artinya untuk investor ritel?
Koreksi hampir 3% di IHSG bukan hal yang jarang, tapi melihat penurunan besar di beberapa saham ini, terutama yang disertai aksi jual asing (net foreign sell), penting untuk memahami sentimen pasar. Kadang penurunan tajam membuka peluang beli, tapi juga perlu waspada jika fundamental saham terus melemah.
Apakah saham-saham ini sedang undervalued? Ataukah ada risiko yang belum terungkap? Hal ini memerlukan kajian lebih lanjut sebelum Anda mengambil keputusan.
Jadi, tetap pantau berita terbaru dan laporan keuangan dari perusahaan-perusahaan tersebut agar bisa membuat keputusan investasi yang lebih cerdas.
Ditulis oleh John Mbaling, 20 Juni 2025.