Laba SMRA di Semester I-2025
PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) baru saja melaporkan laba sebesar Rp503,5 miliar pada semester pertama tahun 2025. Angka ini menunjukkan penurunan sekitar 33 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Namun, meski terkoreksi, capaian ini dipandang positif oleh para analis.
Dengan kontribusi dari pendapatan berulang dan pengembangan properti yang kuat, hasil ini lebih baik dari yang diperkirakan sebelumnya.
Prospek Target Harga
Maybank Sekuritas Indonesia dalam risetnya mengeluarkan rekomendasi buy untuk saham SMRA dengan target harga Rp640 per saham. Ini mencerminkan potensi kenaikan yang menarik sekitar 53 persen dari harga penutupan terakhir di Rp426 pada 11 September 2025.
Menurut analis Maybank, Kevin Halim, meskipun laba semester I-2025 mengalamai penurunan 33 persen year-on-year, tetap saja hasilnya melampaui estimasi berkat pendapatan berulang yang baik dan pengembangan proyek yang solid.
Langkah Perbaikan
SMRA sedang memperkuat neraca keuangannya dengan melakukan divestasi terhadap aset non-inti, termasuk properti di Bali yang dijadwalkan akan selesai tahun ini. Kevin memperkirakan bahwa divestasi ini dapat menghasilkan kas antara Rp1,2 triliun hingga Rp2,3 triliun, yang berpotensi menurunkan net gearing dari 54 persen menjadi 38-45 persen setelah transaksi ini.
Pertumbuhan Pendapatan Berulang
Dalam hal pendapatan berulang, SMRA mengalami pertumbuhan yang menjanjikan. Pada kuartal II-2025, pendapatan berulang naik 9 persen secara kuartalan dan 5 persen secara tahunan, ditopang oleh pertumbuhan aktivitas di mal dan hotel. Kevin memperkirakan pertumbuhan pendapatan berulang ini akan terus berlanjut dengan angka 11 persen CAGR sepanjang 2025-2027, berkat penambahan mal baru di Bandung, Bekasi, dan Makassar.
Valuasi Saham
Meski saat ini valuasi SMRA masih tertekan, saham ini diperdagangkan dengan diskon terbesar sebesar 86 persen dibandingkan dengan nilai RNAV-nya. Ini menghadirkan peluang bagi investor untuk mendapatkan penilaian yang lebih baik melalui rencana penjualan lahan di Bali serta rencana IPO untuk Summarecon Investment Property (SMIP) yang diperkirakan memiliki nilai ekuitas antara Rp13 triliun hingga Rp26 triliun.
Kevin menilai bahwa SMRA adalah salah satu top pick karena menawarkan leverage earnings yang paling kuat, terutama di tengah penurunan suku bunga yang diharapkan. Saham ini tentunya layak diperhatikan untuk investasi jangka menengah di pasar yang penuh tantangan ini.
Ketika ditanya tentang kinerja saham ini, hingga 12 September 2025 pukul 10:43 WIB, SMRA tercatat naik 1,34 persen ke harga Rp454.
Sumber: idxchannel.com