Dampak Purbaya: Saham Bank BUMN Melonjak, Rp200 Triliun Masuk ke Himbara
Selasa, 16 September 2025Berita Pasar Saham

Saham bank BUMN mengalami lonjakan signifikan setelah Menteri Keuangan Purbaya mengalirkan Rp200 triliun ke Himbara. Bagaimana dampaknya terhadap IHSG dan likuiditas sektor perbankan?

Dampak Purbaya: Saham Bank BUMN Melonjak, Rp200 Triliun Masuk ke Himbara

Teknologi.id – Saham-saham bank BUMN memetik keuntungan besar setelah Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengumumkan pemindahan dana kas negara sebesar Rp200 triliun dari Bank Indonesia (BI) ke lima bank dalam Himbara (Himpunan Bank Milik Negara). Keputusan ini mendorong euforia pasar yang segera dikenal sebagai “Purbaya Effect”, yang langsung meningkatkan harga saham bank seperti BBRI, BMRI, BBNI, BBTN, dan BRIS.

Saham BUMN Foto: Kalimantan Insider

Dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, Purbaya menjelaskan bahwa dari total kas negara senilai Rp425 triliun di BI, pemerintah akan mengalirkan Rp200 triliun ke bank. Dana ini akan ditempatkan dalam bentuk deposit on call, yang memungkinkan bank untuk menarik dana kapan saja. "Ini bukan pinjaman ke bank, tetapi tambahan likuiditas," kata Purbaya. Bank akan dapat menyalurkan dana ini menjadi kredit untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.

Rincian Alokasi Dana ke Bank Himbara

Purbaya mengungkapkan alokasi dana ke bank-bank dalam Himbara sebagai berikut:

  • Bank Mandiri (BMRI): Rp55 triliun
  • Bank Negara Indonesia (BBNI): Rp55 triliun
  • Bank Rakyat Indonesia (BBRI): Rp55 triliun
  • Bank Tabungan Negara (BBTN): Rp25 triliun
  • Bank Syariah Indonesia (BRIS): Rp10 triliun

Porsi BTN dan BSI lebih kecil karena menyesuaikan skala usaha. BSI juga dipilih karena memiliki akses penuh di Aceh. Kebijakan ini tertuang dalam Keputusan Menteri Keuangan (KMK) dan mengharuskan dana Rp200 triliun tidak digunakan untuk membeli SBN atau SRBI, tetapi diarahkan untuk menyalurkan kredit ke sektor riil.

Sentimen Positif Saham Perbankan

Kabar ini telah memicu kenaikan harga saham bank BUMN di Bursa Efek Indonesia (BEI). Berikut adalah pergerakan saham setelah pengumuman:

  • BBNI: naik 6,1% ke Rp4.350/saham
  • BBTN: menguat 5,88% ke Rp1.350/saham
  • BBRI: mengalami lonjakan 5,68% ke Rp4.100/saham
  • BRIS: naik 4,81% ke Rp2.620/saham
  • BMRI: meningkat 2,72% ke Rp4.520/saham

Dalam sepekan, saham BBNI tercatat naik 7,66%, BBRI naik 6,41%, dan BBTN menguat 4,06%. Lonjakan ini berkontribusi terhadap level IHSG yang menembus 7.835, naik lebih dari 1% pada Jumat (12/9/2025).

Analisis: Likuiditas Menguat, Investor Optimistis

Phintraco Sekuritas memperkirakan masuknya dana pemerintah akan menurunkan rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) agregat bank Himbara dari 88,2% menjadi 84,2%. Tambahan likuiditas ini diyakini akan memperluas ruang penyaluran kredit. Optimisme investor global muncul, dengan Goldman Sachs menaikkan rating saham BBRI, BMRI, dan BBNI dari netral menjadi buy.

Bloomberg memproyeksikan Bank Mandiri berpotensi memberikan upside hingga 31,6% dengan target harga Rp5.922/saham.

Aman dari Inflasi, Ekonomi Bisa Tumbuh Lebih Cepat

Purbaya memastikan bahwa kebijakan ini tidak akan memicu inflasi. "Ekonomi Indonesia masih berjalan di bawah potensinya, baru mencapai 5% dari kapasitas 6,5%. Jadi ini masih aman," jelasnya. Dengan tambahan likuiditas ini, diharapkan sektor perbankan akan lebih agresif dalam menyalurkan kredit, mempercepat perputaran roda perekonomian, dan meningkatkan gairah pasar modal.

Sumber: Teknologi