Dana Asing Terus Keluar, Bank BBCA dan BMRI Masih Jadi Incaran Jual
Jumat, 12 September 2025Berita Pasar Saham

Meskipun IHSG menguat, pasar saham Indonesia masih mengalami arus keluar dana asing, terutama di saham-saham bank besar.

Bisnis.com, JAKARTA — Pasar saham Indonesia terus menghadapi arus keluar dana asing yang cukup signifikan, meskipun indeks harga saham gabungan (IHSG) menunjukkan performa positif. Saham-saham bank besar seperti BBCA dan BMRI masih menjadi fokus jual oleh investor asing.

Berdasarkan informasi dari Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG tercatat menguat 0,64% harian hingga mencapai level 7.747,9 pada 11 September 2025. Secara akumulatif, IHSG telah naik sebesar 9,44% sejak awal tahun. Namun, angka ini tidak menghalangi investor asing untuk melakukan penjualan.

Saham BBCA mengalami kenaikan sebesar 0,64%, berada di harga Rp4.850 per lembar. Begitu pula, saham BMRI dengan kenaikan 1,82% menjadi Rp4.480. Sementara itu, BBNI dan BBRI juga menunjukkan performa yang baik, dengan kenaikan masing-masing 7,8% dan 5,15%.

Pada perdagangan yang sama, terjadi nilai jual bersih asing sebesar Rp192,43 miliar. Sejak awal tahun, penjualan bersih asing di pasar saham Indonesia tercatat mencapai Rp61,69 triliun. Saham BBCA menjadi yang teratas dengan catatan penjualan bersih asing Rp27,16 triliun, dan untuk BMRI mencapai Rp15,51 triliun.

Meskipun ada tekanan jual dari investor asing, prospek saham-saham bank ini masih dianggap menarik. Hal ini diakui oleh para analis yang menyebutkan potensi pemangkasan suku bunga dan stabilitas ekonomi makro Indonesia sebagai faktor yang mendukung.

Nafan Aji Gusta, seorang analis dari Mirae Asset Sekuritas, menjelaskan bahwa hubungan antara keputusan pemerintah dan sentimen pasar saat ini cukup dinamis. Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa berencana menarik Rp200 triliun dari dana negara yang mengendap di Bank Indonesia, untuk disalurkan ke sistem perekonomian, yang dapat meningkatkan likuiditas di sektor perbankan dan mendorong pertumbuhan kredit.

Namun, para pengamat pasar modal mengingatkan bahwa jika arus keluar dana asing ini berlanjut, akan sangat sulit bagi saham-saham ini untuk pulih dalam waktu dekat. Reydi Octa, pengamat pasar modal, memperkirakan bahwa tekanan likuiditas akan terus meningkat.

Lebih lanjut, Oktavianus Audi dari Kiwoom Sekuritas menyatakan bahwa dampak kebijakan suku bunga yang tinggi dan kinerja fundamental yang dipengaruhi oleh pertumbuhan laba yang tidak merata di sektor perbankan akan terus membebani performa saham. Sementara itu, BBCA menunjukkan pertumbuhan laba bersih sebesar 8% year-on-year, sedangkan BBRI justru mengalami penurunan.

Meskipun menghadapi tantangan, prospek jangka panjang untuk saham-saham bank tetap cerah, terutama jika melihat potensi pemangkasan suku bunga dan stabilitas dari perekonomian Indonesia secara keseluruhan.

Sumber: Market