Dukungan PKB untuk Prabowo Ambil Alih Saham BCA: Apa Saja Alasannya?
Sabtu, 16 Agustus 2025Berita Pasar Saham

PKB mengusulkan agar Presiden Prabowo Subianto mengambil alih 51 persen saham BCA demi menyelamatkan uang negara. Yuk, simak alasannya!

Mendorong Pengambilalihan Saham

Ketua DPP PKB Ahmad Iman Sukri baru-baru ini mengungkapkan dukungan partainya agar Presiden Prabowo Subianto segera mengambil alih 51 persen saham Bank Central Asia (BCA). Langkah ini dianggap penting untuk menyelamatkan uang negara yang diduga berpotensi disalahgunakan.

Mengapa Pengambilalihan Ini Diperlukan?

Dalam pernyataannya, Sukri menjelaskan bahwa terdapat indikasi adanya rekayasa dalam akuisisi saham BCA oleh Djarum Grup. Ia menegaskan bahwa pengambilalihan saham BCA harus segera dilakukan untuk menghindari kerugian lebih lanjut dan memastikan pengelolaan yang lebih baik.

"PKB mendukung penuh usulan agar Presiden Prabowo mengambil alih 51 persen saham BCA,” ungkap Sukri pada 15 Agustus 2025.

Tanpa Dana Tambahan?

Menariknya, Sukri juga menekankan bahwa pengambilalihan tersebut tidak memerlukan dana tambahan dari pemerintah. Menurutnya, pemerintah sudah memiliki 51 persen saham BCA dari skema megaproyek yang sebelumnya dilaksanakan saat krisis keuangan tahun 1998, yang dikenal dengan BLBI (Bantuan Likuiditas Bank Indonesia).

Harapan untuk Pemerintah

Kemudian, Sukri mengharapkan agar pemerintah mau menelusuri lebih dalam kasus dugaan rekayasa akuisisi saham tersebut. Ia percaya bahwa jika Presiden Prabowo menindaklanjuti masalah ini, maka persoalan keuangan negara yang kini sedang terhimpit bisa teratasi.

"Jangan sampai bangsa ini terus menerus dipermainkan," tegasnya. Ini adalah panggilan bagi pemerintah untuk bertindak lebih tegas demi kepentingan negara.

Kesimpulan

Dukungan PKB untuk pengambilalihan saham BCA oleh Prabowo menunjukkan keseriusan partai dalam menjaga kepentingan negara dan menghindari rekayasa yang merugikan. Bagaimana tanggapan kamu mengenai langkah ini? Apakah ini solusi yang tepat untuk masalah keuangan yang sedang dihadapi?

Sumber: TV One News