Harga Saham BBCA Tertekan, Proyeksi Masa Depan Optimis
Senin, 4 Agustus 2025Analisis Saham

Meskipun mengalami penurunan tajam, prospek harga saham BBCA tetap cerah dengan pertumbuhan laba yang menunjukkan tren positif.

Saham BBCA Merosot Drastis dalam Tiga Hari

Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) sudah tiga hari berturut-turut mengalami penurunan harga. Dalam perdagangan pada tanggal 31 Juli 2025, BBCA terjun hingga 1,19 persen, menjadi Rp 8.275 per lembar saham. Selama seminggu terakhir, saham bank yang dimiliki oleh Grup Djarum ini turun 2,65 persen.

Volume Perdagangan Menggembirakan

Pada hari yang sama, total saham BBCA yang diperdagangkan mencapai 206 juta lembar, dengan nilai transaksi mencapai Rp 1,7 triliun dan frekuensi transaksi sebanyak 53.140 kali. Menariknya, penjualan saham BBCA didominasi oleh investor asing, yang menjual sebesar Rp 975,47 miliar, menurut data dari Philip Sekuritas Indonesia.

Apa yang Terjadi Selanjutnya?

Dari laporan Mandiri Sekuritas, meski harga sahamnya menurun, kinerja finansial BBCA selama semester I-2025 tetap positif. Pertumbuhan kredit menunjukkan soliditas, dan rasio Non-Performing Loan (NPL) serta Loan to Asset Ratio (LAR) menunjukkan tren yang baik meskipun terdapat volatilitas di pasar makro.

"Kami memperkirakan proyeksi biaya kredit akan meningkat menjadi antara 0,3% - 0,5% untuk Tahun Anggaran 2025. Langkah ini diambil sebagai tindakan kehati-hatian," demikian disampaikan oleh pihak Mandiri Sekuritas.

Pertumbuhan Laba Masih Menjanjikan

Meskipun demikian, Laba BCA meningkat 8 persen dibandingkan tahun lalu, dengan Return on Equity (ROE) stabil pada 23 persen. Mandiri Sekuritas memperkirakan harga saham BBCA ke depan dapat mencapai Rp 11.000 per lembar, mengingat prospek positif yang tersaji.

Kinerja Semster I-2025

BCA mencatat laba sebesar Rp 29 triliun di paruh pertama tahun 2025, tumbuh 8 persen secara tahunan. Pencapaian ini didukung oleh pendapatan bunga dan pendapatan lainnya. Pertumbuhan pendapatan bunga bersih (Net Interest Income/NII) mencapai 7 persen, dengan total Rp 42,5 triliun.

Presiden Direktur BCA, Hendra Lembong, menyampaikan, "Kami berterima kasih kepada seluruh nasabah, dukungan pemerintah, dan otoritas yang telah membantu BCA melewati semester ini dengan baik."

Kesimpulan

Saham BBCA mungkin tengah mengalami penurunan, namun proyeksi masa depan berdasarkan kinerja keuangan yang positif memberikan harapan kepada para investor. Dengan pertumbuhan laba yang masih solid, saham BBCA akan tetap menarik untuk dicermati.

Sumber: Suara