IHSG Kembali Positif
Pada hari Selasa, 2 September 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan kenaikan 1 persen ke level 7.800, mengindikasikan kembali positif setelah pergerakan yang volatile akhir-akhir ini. Saham-saham di hampir semua sektor mulai menunjukkan perbaikan, menciptakan optimisme di kalangan investor.
Kenaikan Sektor Saham
Investor kini mulai cermat menilai kondisi bisnis secara sektoral. Kenaikan IHSG dipicu oleh peningkatan harga saham di berbagai sektor, termasuk sektor saham berkapitalisasi besar yang sering dibeli oleh investor asing, seperti LQ45. Meskipun pada hari pertama perdagangan bulan September IHSG sempat melemah, kini sembari memperhatikan sentimen pasar, momen kenaikan kali ini menarik perhatian banyak pihak.
Arus Modal Asing
Perlu dicatat, pada pekan sebelumnya, modal asing tercatat keluar cukup signifikan, mencapai Rp 2,15 triliun. Investor asing melakukan aksi jual terhadap saham-saham berkapitalisasi besar, termasuk BBCA dan BMRI, yang masing-masing menyentuh total aksi jual hingga Rp 1,6 triliun dan Rp 734 miliar.
Sentimen Gejolak Politik
Prasetya Gunadi, peneliti pasar dari Samuel Sekuritas, mengungkap bahwa pasar saat ini sedang berada dalam fase yang penuh dengan sentimen beragam. Gejolak sosial dan politik yang tengah berlangsung di Indonesia menambah ketidakpastian, namun harapan mulai tumbuh ketika melihat gejolak tersebut berangsur mereda. Saham perbankan, yang cenderung memiliki beban indeks yang besar, terutama berada dalam posisi yang rentan melihat likuiditasnya.
Fokus di Sektor Emas
Sementara itu, sektor yang menarik perhatian adalah saham-saham yang terkait dengan emas, terutama ANTM, yang meningkat hingga 5,3 persen di awal September. Saham ANTM bahkan mengalami lonjakan harga hampir 4 persen hingga mencapai Rp 3.400, yang didorong terutama oleh penguatan harga emas yang terus melambung.
Data Ekonomi Positif
Sementara itu, rilis data ekonomi Indonesia menunjukkan perkembangan yang menggembirakan, dengan S&P PMI manufaktur yang mengindikasikan ekspansi pertama kalinya sejak April lalu. Inflasi yang terkendali dan surplus neraca perdagangan yang lebih besar dari perkiraan menambah optimisme di kalangan pelaku pasar. Neraca perdagangan Indonesia untuk Juli mencatat surplus sebesar 4,2 miliar dollar AS, melebihi angka bulan sebelumnya yang mencapai 4,1 miliar dollar AS.
Prospek ke Depan
Ekonom Mirae Asset, Rully Arya Wisnubroto, menyarankan agar berinvestasi dalam saham sektor defensif dan bahan baku mengejar tren bayang-bayang gejolak politik ini. Saham seperti ANTM berpotensi meningkat lebih lanjut seiring tingginya ekspektasi tentang kemungkinan penurunan suku bunga oleh The Fed.
Kendati demikian, investor disarankan untuk tetap waspada dan mengikuti perkembangan terbaru, karena stabilitas politik dan kondisi ekonomi akan sangat mempengaruhi dinamika pasar saham ke depan.