Karyawan melintas di samping layar elektronik yang menunjukkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta.
IHSG Menguat 1,10% Didukung Sentimen Gencatan Senjata
Di tengah ketidakpastian global, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menutup perdagangan sesi pertama hari Selasa (24/6) dengan kenaikan 74,93 poin atau 1,10% ke level 6.862. Kenaikan ini mendapat sentimen positif dari pernyataan Presiden AS Donald Trump yang mengisyaratkan potensi gencatan senjata antara Iran dan Israel.
Volume transaksi sepanjang sesi ini mencapai 12,10 miliar saham dengan frekuensi sebanyak 748,19 ribu kali transaksi, sementara kapitalisasi pasar meroket ke Rp 12,03 triliun dengan nilai transaksi mencapai Rp 6,63 triliun. Angka-angka ini menunjukkan gairah pasar mulai kembali, setidaknya pada sesi perdagangan siang hari.
Harga Minyak Dunia dan Saham Energi Ikut Bergolak
Sentimen gencatan senjata yang positif membuat harga minyak dunia mereda dari lonjakan tajam yang terjadi sejak pecahnya konflik sejak Jumat (13/6). Namun, di sisi lain, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi menyatakan bahwa sampai saat ini belum ada kesepakatan konkret untuk gencatan senjata tersebut.
Dampaknya terasa pada saham-saham sektor energi yang mulai tertekan. Misalnya, saham PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) anjlok 8,62% ke Rp1.325, PT Elnusa Tbk (ELSA) turun 5,20% ke Rp474, serta PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) yang jatuh 10,36% ke Rp346.
Ini menunjukkan bagaimana ketergantungan emiten energi terhadap dinamika harga komoditas global masih sangat besar—jangan heran jika saham mereka sangat terpukul saat harga minyak terjun bebas.
Sektor Keuangan Bangkit, Saham Bank Jumbo Menguat
Berbanding terbalik dengan energi, sektor keuangan yang sebelumnya melemah ternyata mendapatkan dorongan dan menguat sebesar 1,39%. Saham-saham bank besar seperti PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) naik 0,87% ke Rp8.700, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) melonjak 2,15% ke Rp3.800, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) bertambah 2,13% ke Rp5.025, dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) menguat 2,22% ke Rp4.150.
Ini bisa jadi respons investor atas sentimen stabilisasi geopolitik yang perlahan mendorong kepercayaan terhadap sektor perbankan. Apakah ini momentum bagi saham-saham bank jumbo untuk terus menguat?
Sektor Energi Masih Jadi Tantangan
Meskipun secara umum IHSG menguat, sektor energi masih menjadi outlier yang terkoreksi di zona merah. Saham-saham seperti PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) turun 1,55% ke Rp1.590 dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) melemah 0,80% ke Rp2.490. Namun, ada juga PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) yang justru naik 1,11% ke Rp1.820, memberikan sedikit angin segar di sektor ini.
Top Frekuensi Saham yang Paling Banyak Diperdagangkan
Investor tampak paling aktif memperdagangkan saham-saham berikut:
- BBRI sebanyak 27,86 ribu kali transaksi
- ENRG sebanyak 24,19 ribu kali
- PT MNC Digital Entertainment Tbk (MSIN) sebanyak 22,56 ribu kali
- PT Green Power Group Tbk (LABA) sebanyak 18,13 ribu kali
- BBCA sebanyak 17,99 ribu kali
Ini memberi gambaran saham-saham yang jadi favorit rangkaian sesi pertama perdagangan.
Pandangan Analis untuk Sesi Selanjutnya
Menurut analis dari Phintraco Sekuritas, IHSG berpotensi bergerak di rentang level 6.850-6.900 pada perdagangan sesi kedua hari ini, menandakan pergerakan yang cukup stabil namun belum lepas dari tekanan volatilitas geopolitik.
Jadi, apakah sentimen gencatan senjata ini benar-benar bisa bertahan dan mendorong IHSG lebih tinggi? Saham bank jumbo tampaknya menjadi pilihan yang solid untuk investor yang ingin merasakan sentimen positif ini. Namun, hati-hati tetap perlu dijaga terutama pada saham-saham sektor energi yang rentan terhadap gejolak harga minyak dunia.
Selalu pantau perkembangan terbaru karena sentimen global bisa berubah dengan cepat dan memengaruhi pasar domestik kita.
Artikel oleh Karunia Putri, diedit oleh Ira Guslina Sufa.