IHSG Menguat, Meski Bursa Asia Tertekan
Kabar menarik datang dari Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini. Meskipun sebagian besar bursa saham di Asia sedang mengalami tekanan, Indeks Harga Saham Gabungan ([IHSG](/saham/ IHSG)) justru berhasil rebound, naik 0,54% atau setara dengan 38 poin ke level 7.155,85. Jadi, jangan langsung ciut dulu ya, IHSG masih punya tenaga untuk bergerak naik.
Menurut data dari RTI Business, walaupun 309 saham justru mengalami penurunan harga dan 209 saham stagnan, ada 289 saham yang mencetak kenaikan. Nah, ini menunjukkan ada dinamika pasar yang cukup menarik.
Saham Unggulan Jadi Motor Penggerak Kenaikan
Kalau kita lihat lebih dalam, Indeks LQ45 – yang berisi perusahaan-perusahaan unggulan di pasar saham – menunjukkan penguatan. Beberapa saham yang menjadi bintang hari ini antara lain:
Ini jelas menarik sebagai sinyal untuk para investor, bahwa saham-saham unggulan masih cukup dipercaya untuk bertumbuh di tengah ketidakpastian.
Sektor Transportasi dan Logistik Melaju Kencang
Dari segi sektor, saham transportasi dan logistik mencatat kenaikan paling tinggi, sebesar 2,55%. Bandingkan dengan sektor industri yang mengalami tekanan hingga turun 1,01%. Jadi, buat kamu yang ingin melihat peluang, mungkin sektor transportasi masih jadi area yang layak dipantau.
Aktivitas Perdagangan yang Masih Semangat
Volume perdagangan hari ini cukup padat, mencapai 18,83 miliar lembar saham dengan frekuensi lebih dari 1,2 juta kali transaksi. Total nilai perdagangan pun besar, hampir mencapai Rp11,93 triliun, dan nilai kapitalisasi pasar melonjak ke Rp12.533 triliun. Angka-angka ini menunjukkan pasar cukup antusias meski sedang ada sentimen negatif global.
Apa yang Membebani Bursa Asia?
Sementara itu, di kawasan Asia, tekanan pasar terjadi akibat rencana kelompok negara G7 yang ingin memperkuat rantai pasok mineral penting. Langkah ini diambil sebagai respons atas pembatasan ekspor dari Tiongkok yang selama ini menggerakkan pasar komoditas. Selain itu, keputusan Bank of Japan yang mempertahankan suku bunga acuannya di level 0,5% juga jadi faktor sentimen yang membuat pasar Asia berhati-hati.
Geopolitik dan Kebijakan Moneter Jadi Sorotan
Menurut Tim Analis Pilarmas Investindo Sekuritas, risiko geopolitik yang membayangi, khususnya eskalasi ketegangan dengan Presiden Trump yang menyerukan evakuasi ibu kota Iran, membuat para investor cukup waspada. Mereka kini menantikan keputusan kebijakan suku bunga dari The Fed dan bank sentral Tiongkok (PBoC) yang akan diumumkan dalam waktu dekat – dua faktor yang sangat krusial bagi pergerakan pasar berikutnya.
Apa Maknanya untuk Investor?
IHSG yang masih mampu menguat meski banyak sentimen negatif berarti pasar saham Indonesia cukup tahan banting. Saham unggulan dengan fundamental baik masih menjadi pilihan bijak meski volatilitas masih ada. Sektor transportasi juga patut dicermati sebagai sektor yang menunjukkan momentum positif.
Tetap update dengan berita global dan keputusan suku bunga bank sentral, karena ini bisa jadi trigger besar buat pasar dalam waktu dekat. Yuk, manfaatkan momen rebound ini untuk mulai pantau saham-saham favoritmu, jangan lupa juga selalu cek berita pasar terkini agar strategi investasi makin matang.
Baca juga:
- Rupiah Turun 24 Poin karena Sentimen Negatif Pasar
- Konflik Geopolitik Guncangkan Harga Emas dan Minyak Mentah

Kata Kunci: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Analis Pasar Modal Pilarmas Investindo Sekuritas, Perang Israel-Iran, Bursa Efek Indonesia, Bursa Efek Asia
Tulisan oleh Magdalena Krisnawati dan diedit oleh Bayu Wardhana