Pada awal pekan perdagangan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup di zona merah, turun 0,68% atau 48,47 poin ke level 7.117,59 pada Senin, 16 Juni 2026. Nilai transaksi cukup besar mencapai Rp14,98 triliun dengan volume perdagangan 24,63 miliar saham dalam 1,49 juta transaksi.
Namun menariknya, di tengah tekanan jual di pasar, investor asing justru masih menggelontorkan dana dalam jumlah besar untuk membeli saham-saham pelat merah alias BUMN.
Investor asing mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp143,13 miliar di seluruh pasar dan Rp155,16 miliar di pasar reguler. Sementara itu, pembelian bersih mereka terjadi secara terbatas di pasar negosiasi dan tunai, sekitar Rp12,03 miliar.
Pelat Merah Jadi Favorit Asing Meski banyak saham yang dijual, beberapa saham BUMN malah menjadi incaran asing. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) menjadi saham dengan net foreign buy terbesar, dengan nilai Rp205,63 miliar. Tidak kalah menarik, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) juga masuk dalam daftar dengan pembelian asing Rp94,18 miliar dan Rp48,77 miliar.
Selain BUMN perbankan dan telekomunikasi, saham tambang dan heavy equipment seperti PT Astra International Tbk (ASII) dan PT United Tractors Tbk (UNTR) juga menjadi incaran, dengan net buy masing-masing Rp72,49 miliar dan Rp38,85 miliar.
Deretan 10 Saham Top Net Foreign Buy Senin (16 Juni 2026):
- BBNI - Rp205,63 miliar
- BMRI - Rp94,18 miliar
- ASII - Rp72,49 miliar
- TLKM - Rp48,77 miliar
- PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) - Rp48,28 miliar
- UNTR - Rp38,85 miliar
- PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) - Rp38,44 miliar
- PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) - Rp34,05 miliar
- PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) - Rp33,57 miliar
- PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) - Rp32,78 miliar
Catatan untuk Investor:
Momen ini menarik untuk diamati karena adanya perbedaan arah antara investor asing dan pergerakan IHSG secara keseluruhan. Asing yang memilih saham-saham bluechip BUMN bisa menjadi petunjuk sentimen optimis pada fundamental perusahaan pelat merah tersebut, walau pasar masih lesu.
Bagi Anda yang mengikuti gerak asing, saham-saham ini bisa dimasukkan ke dalam daftar pantauan. Namun ingat, tetap analisa risiko dan jangan hanya mengandalkan aksi asing.
Apakah tren pembelian asing ini bakal berlanjut? Kita pantau terus pergerakan pasar dan sentimen global.
Penulis: Zefanya Aprilia, CNBC Indonesia