IPO Chandra Daya Investasi (CDIA) Dibanderol Rp170-Rp190 per Saham, Intip Rencana Penggunaan Dananya
Kamis, 19 Juni 2025Korporasi

PT Chandra Daya Investasi Tbk. (CDIA), anak usaha Chandra Asri, akan melangsungkan IPO dengan target dana hingga Rp2,37 triliun. Simak bagaimana mereka merencanakan pemanfaatan dana IPO jumbo ini.

PT Chandra Daya Investasi Tbk. (CDIA), entitas anak dari PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) yang dimiliki oleh konglomerat Prajogo Pangestu, tengah bersiap melaksanakan initial public offering (IPO) dengan target dana maksimal sebesar Rp2,37 triliun.

Calon emiten yang akan menggunakan kode saham CDIA ini berencana menawarkan sebanyak-banyaknya 12,48 miliar saham biasa dengan nominal Rp100 per saham. Saham yang diterbitkan ini akan mewakili 10% dari total saham ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.

Harga penawaran saham CDIA dibanderol dalam kisaran Rp170 hingga Rp190 per lembar. Dengan harga tersebut, dana segar yang bisa diraih CDIA diperkirakan mencapai antara Rp2,12 triliun hingga Rp2,37 triliun.

Struktur Kepemilikan Setelah IPO

Setelah IPO, struktur kepemilikan CDIA akan terbagi menjadi:

  • PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA): 60%
  • Phoenix Power: 30%
  • Masyarakat publik: 10%

Penjamin Pelaksana Emisi

CDIA menunjuk beberapa sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek, yakni PT BCA Sekuritas, PT BNI Sekuritas, PT DBS Vickers Sekuritas Indonesia, PT Henan Putihrai Sekuritas, PT OCBC Sekuritas Indonesia, serta PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk.

Rencana Penggunaan Dana IPO

Manajemen CDIA mengungkapkan bahwa dana hasil IPO (setelah dikurangi biaya emisi) akan digunakan untuk dua tujuan utama:

  1. Sekitar Rp871,75 miliar akan disalurkan sebagai modal ke anak perusahaan dalam pilar bisnis logistik, yakni PT Chandra Shipping International (CSI) dan PT Marina Indah Maritim (MIM). Dana ini akan digunakan CSI untuk menyuntik modal ke Chandra Maritime International Pte. Ltd dan membeli kapal serta membiayai operasionalnya. Sementara dana dari CMI dan MIM juga akan dialokasikan untuk pembelian kapal dan biaya operasional.

  2. Sebesar Rp1,5 triliun akan digunakan untuk modal anak perusahaan yang bergerak di sektor pelabuhan dan fasilitas penyimpanan, yaitu PT Chandra Samudera Port (CSP). Selanjutnya, dana tersebut akan disalurkan ke PT Chandra Cilegon Port (CCP) untuk membangun fasilitas utama seperti tangki penyimpanan, pipa saluran ethylene, dan infrastruktur pendukung lainnya.

Jika dana dari IPO tidak mencukupi, CDIA masih memiliki opsi pembiayaan lain, termasuk menggunakan kas internal dan fasilitas pendanaan alternatif.

Jadwal IPO dan Kinerja Keuangan

Rencana pencatatan saham CDIA di Bursa Efek Indonesia ditargetkan pada 8 Juli 2025. Masa penawaran awal berlangsung pada 19-24 Juni 2025, sementara penawaran umum perdana dijadwalkan pada 2-4 Juli 2025.

Perlu diketahui, CDIA mencatat lonjakan kinerja yang cukup tajam. Per Desember 2024, laba bersih perusahaan mencapai USD 32,69 juta, meningkat drastis dibandingkan periode yang sama tahun 2023 sebesar USD 1,87 juta. Penjualan juga tumbuh signifikan, dari USD 75,76 juta di 2023 menjadi USD 102,25 juta pada 2024.

Kenapa IPO ini Jadi Sorotan?

IPO CDIA bisa dibilang sebagai salah satu yang paling besar dan menarik di pasar modal Indonesia tahun ini. Dengan fokus bisnis utama di logistik, pelabuhan, dan penyimpanan bahan baku industri kimia, keberadaan CDIA melengkapi ekosistem bisnis PT Chandra Asri Pacific Tbk.

Bagi investor, kesempatan ini menjadi salah satu momen menarik untuk bisa masuk ke dalam saham anak usaha dari salah satu grup industri kimia terbesar di Indonesia. Namun tentu, seperti biasa, pengelolaan penggunaan dana IPO dan eksekusi bisnis ke depan menjadi kunci utama yang patut diamati.


Jadi, sudah siap mengikuti langkah IPO CDIA? Ini bisa jadi pintu masuk menarik untuk bereksposur kepada sektor logistik dan pelabuhan yang lagi naik daun di Tanah Air. Tetap pantau jadwal dan prospektusnya, ya!


Gambar: Direktur CDI Jonathan Kandinata bersama Senior Vice President Danamon seusai penandatanganan fasilitas term loan Rp2 triliun pada Februari 2025.

Sumber: Bisnis