Kapitalisasi Pasar dan IHSG Turun Signifikan Sepanjang Pekan
Minggu, 22 Juni 2025Berita Pasar Saham

Pasar saham Indonesia mengalami tekanan kuat selama pekan 16-20 Juni 2025, dengan kapitalisasi pasar dan IHSG turun cukup dalam, bersama aktivitas transaksi yang melemah.

Suasana pembukaan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Suasana pembukaan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). (Dok. MI/Susanto)

Kinerja pasar saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama pekan perdagangan mulai 16 hingga 20 Juni 2025 memperlihatkan tren pelemahan yang cukup nyata. Kapitalisasi pasar yang menjadi indikator sentimen investor menurun sebesar 3,17%, dari Rp12.495 triliun pada pekan sebelumnya menjadi Rp12.099 triliun.

Hal ini sejalan dengan tekanan signifikan yang dialami Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). "IHSG mengalami penurunan sebesar 3,61% dan ditutup pada level 6.907,138, turun dibandingkan posisi 7.166,065 pada pekan sebelumnya," ujar Pelaksana Harian Sekretaris Perusahaan PT Bursa Efek Indonesia, I Gusti Agung Alit Nityaryana, dalam keterangan resmi pada Sabtu (21/6).

Turunnya indeks dan kapitalisasi pasar tidak terjadi sendiri. Aktivitas perdagangan juga menunjukkan penurunan, menandakan investor cenderung waspada dan berhati-hati dalam mengambil posisi. Nilai transaksi harian rata-rata turun 7,63% menjadi Rp15,01 triliun dari Rp16,24 triliun sebelumnya. Begitu pula frekuensi transaksi harian merosot 8,15%, menjadi 1,31 juta kali transaksi dari 1,42 juta kali.

Volume perdagangan saham juga menurun cukup tajam sebesar 13%, dari 28,05 miliar lembar saham menjadi 24,41 miliar lembar saham. Ini memperkuat indikasi bahwa likuiditas pasar menurun seiring sentimen yang kurang mendukung.

Menariknya, pada penutupan pekan ini, BEI mencatat bahwa investor asing melakukan aksi jual bersih (net sell) dengan nilai cukup besar sebesar Rp2,73 triliun. Tren jual bersih ini sudah berlangsung cukup lama, dengan total penjualan bersih sejak awal tahun 2025 mencapai Rp53,10 triliun.

Situasi ini seolah memperlihatkan adanya arus modal asing yang keluar dari pasar saham domestik, yang bisa mempengaruhi dinamika pergerakan harga saham dan IHSG ke depan. Bagi investor ritel, kondisi seperti ini mengingatkan pentingnya kewaspadaan dan strategi investasi yang terukur, apalagi dalam konteks sentimen global dan domestik yang masih bergolak.

Apakah pekan depan akan terlihat tanda-tanda pembalikan arah? Atau tekanan pasar akan berlanjut? Semua tergantung pada faktor eksternal maupun sentimen investor yang selalu berubah-ubah.

Tetap pantau perkembangan pasar dan perhatikan manuver para investor besar, terutama asing, sebagai sinyal penting bagi keputusan investasi Anda.