Kehadiran Emiten Konglomerat di Indeks MSCI Dorong Investasi Asing di Pasar Modal
Minggu, 10 Agustus 2025Berita Pasar Saham

Masuknya emiten konglomerat dalam indeks MSCI membawa angin segar bagi pasar modal Indonesia, memancing perhatian investor asing.

Sorotan Terbaru di Pasar Modal

JAKARTA, KOMPAS — Perusahaan layanan keuangan global Morgan Stanley Capital International (MSCI) baru saja memasukkan beberapa perusahaan konglomerat Indonesia ke dalam indeks saham global, efektif pada Agustus 2025. Langkah ini diharapkan dapat memacu pergerakan positif pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan menarik lebih banyak dana dari investor asing ke pasar modal.

Pengumuman MSCI

Pada tanggal 7 Agustus 2025, MSCI mengumumkan hasil tinjauan indeks yang akan berlaku mulai 27 Agustus 2025. Beberapa emiten yang tercatat di bursa Indonesia dan memiliki saham publik akan masuk dalam daftar MSCI Global Standard Indexes dan MSCI Small Cap Indexes.

Di antara emiten yang baru terdaftar di MSCI Global Standard Indexes adalah

Performa Saham yang Menggembirakan

Dua emiten ini telah menunjukkan kinerja yang impresif, dengan saham CUAN melesat 103 persen dalam setahun terakhir, kini berada di harga Rp 1.500 per lembar. Sementara DSSA meluncur hingga 147 persen, terekspansi ke harga Rp 78.600 per lembar. Dengan adanya pengumuman ini, permintaan beli investor diperkirakan akan meningkat, memacu lonjakan harga saham.

Head of Research KISI Sekuritas, Muhammad Wafi, menjelaskan bahwa MSCI menilai emiten berdasarkan kapitalisasi pasar dan likuiditas. Hal ini menjadikan CUAN dan DSSA sebagai kandidat yang sesuai untuk indeks.

Perubahan dalam Indeks

Sementara itu, terdapat emiten lain yang harus meninggalkan indeks utama MSCI, salah satunya adalah PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO), yang dipindahkan ke MSCI Small Cap Indexes. Dengan masuknya DSSA dan CUAN ke indeks utama, ini menambah enam emiten domestik yang terdaftar di dalamnya.

Perusahaan yang baru masuk di MSCI Small Cap Indexes mencakup:

Keluarnya saham dari indeks utama ini disebabkan oleh penurunan nilai kapitalisasi pasar serta likuiditas, mengharuskan MSCI untuk mengambil langkah tersebut.

Kenaikan Volume Transaksi

Transaksi di pasar saham mencatatkan pembelian bersih investor asing pada Kamis, 7 Agustus 2025, mencapai Rp 666 miliar, melampaui catatan sebelumnya sebesar Rp 559 miliar.

Berdasarkan analisis Rully Arya Wisnubroto dari Mirae Asset Sekuritas, masuknya saham-saham baru ke dalam indeks MSCI berpotensi meningkatkan transaksi di bursa saham domestik, meskipun tidak serta merta berdampak pada IHSG.

Kesimpulan

Dengan peningkatan likuiditas dan minat dari investor asing, pasar modal Indonesia sepertinya akan menghadapi era pertumbuhan yang menjanjikan. Apakah Anda sudah siap untuk menikmati peluang ini?

Sumber: Kompas