Kinerja Bursa Sore: Indeks Asia Tertekan, IHSG Justru Melonjak
Senin, 8 September 2025Berita Pasar Saham

Hari ini, IHSG berhasil mencatatkan kenaikan yang signifikan meski pasar Asia secara umum tertekan oleh kekhawatiran terkait defisit fiskal. Apa yang menyebabkan perbedaan ini?

  • Pada perdagangan sore ini, IHSG tampil perkasa, meningkat 84 poin (+1,08%) menjadi 7.885. Kenaikan ini didorong terutama oleh sektor energi yang menguat 2,41%. Di sisi lain, sektor properti menjadi satu-satunya sektor yang mengalami penurunan, dengan penurunan sebesar 0,93%.

  • Dampak Defisit Fiskal pada Pasar Asia: Meskipun IHSG menunjukkan performa positif, mayoritas indeks di Asia justru melemah. Hal ini disebabkan oleh lonjakan yield obligasi jangka panjang, yang dipicu oleh kekhawatiran akan defisit fiskal global dan penerbitan surat utang dalam jumlah besar.

  • Pergerakan Harga Minyak: Harga minyak juga mengalami penurunan, dengan Brent berada di $68,98 dan WTI di $65,46. Penurunan ini dipengaruhi oleh sanksi baru AS terhadap jaringan pelayaran dan ekspektasi pasar terhadap keputusan OPEC+ yang akan datang.

Aktivitas Trading dan Volume

IHSG berhasil keluar dari zona merah dengan aktivitas trading yang mencatat volume sebanyak 378,99 juta lot saham. Nilai transaksi mencapai Rp18,30 triliun, menunjukkan intensitas perdagangan yang tinggi di tengah ketidakpastian pasar.

Mengapa IHSG Nampak Berbeda?

Menurut Ben Bennett, Kepala Strategi Investasi Asia di L&G, defisit fiskal besar menjadi beban bagi obligasi berjangka panjang, sementara pasar Asia beralih ke kekhawatiran ini. Kenaikan suku bunga di Jepang juga berkontribusi pada kondisi ini, yang menciptakan 'badai sempurna' bagi obligasi jangka panjang dan mempengaruhi posisi pemerintah.

  • Fokus Investor pada Data Penting: Dalam waktu dekat, perhatian investor akan tertuju pada data sektor jasa di Eropa dan data ketenagakerjaan AS, yang diharapkan dapat memberikan petunjuk tentang arah suku bunga ke depan dari Federal Reserve.

Ringkasan Indeks Saham Asia

Sebagian besar indeks di Asia mengalami penurunan. Sebagai contoh:

Asia Currencies: Nilai tukar Yen melemah 0,20% menjadi 148,65 per USD, sementara Rupiah sedikit tertekan dengan penurunan 0,01% menjadi 16.415 per USD.

Keseimbangan di Eropa

Di Eropa, bursa saham menunjukkan kenaikan sementara, dengan indeks acuan pasar Eropa, STOXX 600, menguat 0,4%. Investor terlihat optimis sambil menanti data lowongan pekerjaan di AS.

Harga minyak di Asia juga merosot, dan pasar terus memantau situasi mengenai OPEC+. Dengan semua dinamika ini, IHSG yang menguat menonjol sebagai perbedaan yang menarik di tengah tren negatif global.

Untuk meningkatkan pengetahuan investasi anda, daftar akun sekarang atau beli saham dan ETF.

Sumber: Indopremier