Saham BBCA Turun 0,85%
Jakarta, tvOnenews.com – Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) ditutup melemah pada perdagangan Jumat (15/8) dengan harga mencapai Rp 8.700 per saham, turun Rp 75 atau 0,85% dibandingkan penutupan sebelumnya di Rp 8.775.
Pada awal sesi, BBCA sempat dibuka menguat di level Rp 8.825 dan bahkan mencatatkan level tertinggi harian di Rp 8.850. Namun, tekanan jual yang meningkat membuatnya tergerus hingga menutup perdagangan di level terendah hari ini.
Transaksi saham ini tercatat sebesar Rp 601,20 miliar dengan volume perdagangan mencapai 687.476 lot. Meskipun tetap menjadi salah satu saham dengan kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia, pergerakan BBCA menunjukkan adanya aksi ambil untung (profit taking) oleh para investor setelah penguatan di pekan sebelumnya.
Faktor Penekan Saham BBCA
Analis pasar modal mencatat ada beberapa faktor yang berkontribusi pada pelemahan saham BBCA. Pertama, kekhawatiran terhadap tren kenaikan suku bunga acuan global yang berpotensi menekan margin keuntungan perbankan. Kedua, melemahnya nilai tukar rupiah yang sempat menembus level Rp 15.600 per dolar AS membawa dampak psikologis yang negatif pada saham-saham di sektor perbankan.
Selain itu, keputusan BCA untuk menutup kantor perwakilan di Hong Kong baru-baru ini menimbulkan spekulasi di kalangan pelaku pasar mengenai strategi ekspansi internasional bank ini. Meskipun BCA menegaskan bahwa langkah tersebut merupakan bagian dari penyesuaian strategi bisnis, sentimen pasar tetap terpengaruh.
Prospek Saham BBCA ke Depan
Meskipun mengalami koreksi, banyak analis optimis bahwa penurunan ini bersifat sementara. Fundamenta BBCA dianggap tetap kuat dengan kinerja keuangan yang solid, rasio kredit bermasalah (NPL) yang rendah, dan pertumbuhan kredit yang konsisten. Apakah Anda percaya BBCA akan kembali ke jalur pertumbuhan? Hanya waktu yang akan menjawabnya!