PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) Lakukan Right Issue
PT Solusi Sinergi Digital Tbk, yang dimiliki oleh Hashim Djojohadikusumo—adik Presiden Prabowo Subianto—baru-baru ini menyelesaikan aksi korporasi yang signifikan: penambahan modal lewat skema Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau right issue. Dengan langkah ini, perusahaan menargetkan dana segar hingga Rp 5,89 triliun dari penerbitan 2,94 miliar saham baru, yang setara dengan 55,56% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Harga pelaksanaan untuk saham ini ditetapkan sebesar Rp 2.000 per lembar.
Hingga batas akhir pelaksanaan pada 15 Juli 2025, tercatat sebanyak 601,43 juta saham berhasil ditebus oleh pemegang hak. Total saham yang beredar kini mencapai 5,08 miliar lembar.
Dukungan Pemegang Saham
Menariknya, pemegang saham pengendali, PT Investasi Sukses Bersama, yang menguasai 50,37% saham—setara dengan 1,18 miliar lembar—menyatakan komitmennya untuk mengeksekusi seluruh haknya dalam HMETD, berjumlah 1,49 miliar saham baru, dengan nilai penyertaan modal mencapai Rp 2,9 triliun.
Tak hanya itu, salah satu pengendali lainnya, Tinawati, juga ikut berpartisipasi dengan mengeksekusi haknya untuk 8,4 juta saham baru senilai Rp 16,8 miliar. Menurut manajemen, dana yang dibutuhkan untuk right issue ini sudah tersedia, sebagaimana dibuktikan dengan laporan rekening koran dari PT Bank Neo Commerce Tbk.
Sayangnya, masih ada sekitar 803 juta saham yang belum diambil setelah pemegang saham utama menyelesaikan pelaksanaan hak. Namun, kabar baiknya, sisa saham ini mengalami oversubscribed, yang menunjukkan minat tinggi dari investor lain.
Ekspansi Bisnis dan Kolaborasi Strategis
Direktur Utama WIFI Yune Marketatmo mengungkapkan bahwa aksi right issue tidak hanya mendukung model pertumbuhan bisnis, tetapi juga menunjukkan keberlanjutan. Saat ini, WIFI bekerja sama dengan lebih dari 400 penyedia layanan internet (ISP) lokal, kebanyakan dari pelaku UMKM, untuk menyediakan layanan internet di 400 stasiun kereta api.
Perusahaan juga menjalin kolaborasi strategis dengan beberapa institusi besar seperti Pertamina, serta mitra teknologi global, antara lain Nokia, Huawei, dan Qualcomm. Selain itu, WIFI sedang memperluas kerja sama dengan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), termasuk pemanfaatan menara milik Mitratel (MTEL).
Rekomendasi dan Proyeksi Kinerja
Dari sisi analisis, PT Samuel Sekuritas Indonesia (SSI) menilai bahwa keberhasilan right issue bisa menjadi sentimen positif bagi prospek saham WIFI. Para analis berpendapat bahwa saham ini layak untuk dibeli, dengan target harga mencapai Rp 5.200. Ini menunjukkan adanya potensi kenaikan hingga 134,23% dari harga penutupan saat ini di level Rp 2.220.
"Keberhasilan right issue menunjukkan kepercayaan investor terhadap strategi dan potensi pertumbuhan jangka menengah WIFI," tulis tim riset SSI dalam laporannya.
Di sisi lain, SSI juga memperkirakan bahwa laba WIFI pada tahun 2027 dan 2028 akan tumbuh masing-masing 4,8% dan 10,2% secara tahunan.
Meski demikian, ada risiko yang perlu diingat: jika ekspansi jaringan tidak sesuai jadwal, hal ini berpotensi menekan pertumbuhan pelanggan.
Di kuartal II 2025, WIFI mencatat pertumbuhan kinerja yang signifikan. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp 227,91 miliar, meningkat 155% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pendapatan usaha juga melonjak 66% menjadi Rp 513,46 miliar.
Saham WIFI pada 15 Juli lalu naik 4,98% ke level 2.110, dan tumbuh 3,43% dalam sepekan, sementara secara year-to-date sudah melonjak hingga 414,63%.
Dengan langkah yang strategis ini, investor bisa mencermati prospek saham WIFI lebih mendalam. Apakah Anda tertarik untuk berinvestasi di WIFI?