Pekerja di depan layar indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (23/6/2025). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup sesi perdagangan hari ini dengan tekanan jual yang cukup berat. Pada penutupan, IHSG turun sebanyak 119,99 poin atau 1,74% ke level 6.787,14. Angka ini mencerminkan turunnya kepercayaan pasar yang cukup signifikan.
Sebanyak 25,39 miliar saham diperdagangkan dengan nilai mencapai Rp12,79 triliun, menunjukkan aktivitas pasar yang padat dengan frekuensi mencapai 1,36 juta kali transaksi. Meski ada 128 saham yang mengalami penguatan, mayoritas saham lainnya, tepatnya 533 saham, justru melemah, sedangkan 140 saham tidak bergerak.
Rentang perdagangan IHSG hari ini bergerak lebar, dari level tertinggi 6.834,76 hingga titik terendah di 6.745,14, yang menggambarkan volatilitas yang cukup tinggi saat investor berhadapan dengan ketidakpastian pasar.
Kenapa IHSG Bisa Ambles?
Faktor utama yang menekan IHSG adalah aksi jual di saham-saham big caps yang biasanya menjadi sentimen penggerak pasar. Ketegangan geopolitik antara Amerika Serikat dan Iran yang baru-baru ini memanas akibat serangan udara AS semakin menambah kekhawatiran investor global, termasuk pelaku pasar Indonesia.
Ketika krisis geopolitik berlangsung, investor biasanya mengambil langkah defensif dengan mengurangi aset berisiko seperti saham dan beralih ke aset aman. Kondisi ini menyebabkan tekanan jual semakin kuat di bursa saham.
Tidak heran, IHSG mencatat penurunan terdalam di kawasan ASEAN, sejajar dengan indeks PSEI di Filipina, yang juga merasakan dampak dari situasi geopolitik ini.
Apa yang Harus Diperhatikan Investor?
Situasi ini mengajarkan kita untuk selalu waspada terhadap faktor luar negeri yang bisa memengaruhi pasar domestik. Walaupun kondisi saat ini belum tentu bertahan lama, pergerakan saham big caps wajib diikuti ketat karena pergerakannya dapat berimbas ke sentimen pasar secara keseluruhan.
Bagi investor pemula, penting untuk memaksimalkan diversifikasi portofolio dan menggunakan momen volatilitas ini sebagai peluang membeli saham dengan fundamental bagus yang sedang murah.
Terakhir, tetap update berita global dan domestik sebagai bagian dari strategi investasi, karena berita geopolitik kerap menghadirkan risiko yang tidak terlihat secara fundamental.
Dalami terus informasi pasar, dan jangan biarkan gejolak dunia memicu keputusan investasi yang terburu-buru.