Minat Terhadap Saham Perbankan & Properti Meningkat Jelang Keputusan Suku Bunga
Rabu, 2 Juli 2025Analisis Saham

Fokus pelaku pasar modal beralih ke prospek suku bunga dan kebijakan tarif, menjadikan sektor perbankan dan properti sebagai primadona baru.

Pusat Perhatian Sektor Perbankan dan Properti

Dalam beberapa waktu terakhir, pelaku pasar modal mulai mengalihkan perhatiannya dari sentimen geopolitik menuju prospek suku bunga yang lebih stabil dan kebijakan tarif yang akan datang. Pergeseran ini memberikan peluang bagi sektor perbankan dan properti untuk bersinar.

Retail Equity Analyst dari PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Indri Liftiany Travelin Yunus, menekankan bahwa pergeseran ini terjadi setelah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan konsolidasi dan ditutup sedikit lebih rendah (-0,14 persen) di level 6.897. Di tengah aksi jual asing yang mencapai Rp2,4 triliun di pasar reguler, sektor-sektor lain mulai menunjukkan tanda-tanda perbaikan.

Apa yang menggerakkan pasar saat ini? Ternyata, healthcare menjadi penggerak utama dengan penguatan 1,46 persen, sementara sektor energi justru mengalami penurunan terburuk sebesar 4,17 persen.

Sentimen Global Memengaruhi IHSG

Ada berbagai faktor yang berkontribusi pada penurunan IHSG pekan lalu. Mulai dari keputusan gencatan senjata antara Iran dan Israel yang meredakan ketegangan di Timur Tengah, hingga pernyataan Vice Chair Fed, Michelle Bowman, yang menyatakan bahwa sudah waktunya untuk mempertimbangkan penyesuaian suku bunga. Sentimen ini dapat berpotensi mendorong pasar ke arah yang lebih positif.

Mengapa ini penting? Pernyataan dari Presiden AS, Donald Trump, yang mungkin akan memilih pengganti untuk Jerome Powell pada bulan September atau Oktober juga turut memengaruhi keputusan investor.

Proyeksi Pasar dan Rekomendasi Investasi

Melihat ke depan, pada tanggal 30 Juni hingga 4 Juli 2025, Indri mengingatkan para trader untuk memperhatikan sentimen kunci yang dapat mempengaruhi pasar global dan domestik. Di antara sentimen tersebut adalah data Indeks NBS Manufacturing PMI dari China yang diharapkan mengalami penurunan, sementara Indeks ISM Manufacturing PMI Amerika diperkirakan akan menunjukkan peningkatan.

Rekomendasi dari IPOT:

  1. Beli CTRA

    • Harga saat ini: Rp955
    • Target: Rp1.015 (6,28 persen)
    • Stop Loss: Rp920 (-3,66 persen)
  2. Beli saat turunnya harga (Buy on Pullback) ASSA

    • Harga saat ini: Rp735
    • Target: Rp780 (10,64 persen)
    • Stop Loss: Rp685 (-2,84 persen)
  3. Beli AMMN

    • Harga saat ini: Rp8.525
    • Target: Rp9.250 (8,50 persen)
    • Stop Loss: Rp8.200 (-3,81 persen)

Dalam kondisi saat ini, investor perlu waspada dan bijak dalam mengambil keputusan. Dengan adanya perubahan sentimen yang cepat, terutama menuju kebijakan suku bunga dan kebijakan tarif, ini adalah waktu yang tepat untuk meninjau portofolio investasi.

Untuk informasi lebih lanjut dan rekomendasi lengkap, tetaplah berlangganan berita-berita terbaru dari kami.