Pasar Saham Menguat Tipis Usai Klaim Genjatan Senjata Trump, Namun Ketidakpastian Masih Membayangi
Rabu, 25 Juni 2025Ekonomi Makro

Pasar saham Indonesia naik tipis seiring klaim gencatan senjata antara Iran dan Israel, meski belum ada konfirmasi resmi. Sementara harga minyak mentah dunia ikut turun karena sinyal positif meredanya konflik Timur Tengah.

Klaim Gencatan Senjata Trump Picu Optimisme Terbatas di Pasar

Kabar dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang mengklaim adanya kesepakatan gencatan senjata antara Iran dan Israel sempat meredakan ketegangan pasar saham dan komoditas minyak dunia. Namun, klaim ini masih belum mendapatkan konfirmasi resmi dari kedua pihak sehingga awan ketidakpastian masih membayangi.

Menurut laporan Al-Jazirah, Trump mengumumkan lewat media sosial bahwa kedua negara sepakat mengakhiri konflik berdarah selama 12 hari. Gencatan senjata ini diumumkan beberapa jam setelah Iran meluncurkan serangkaian rudal ke pangkalan militer AS di Qatar sebagai balasan atas serangan AS terhadap situs nuklir Iran pada 22 Juni 2025.

"Dengan asumsi semua berjalan sesuai rencana, saya ucapkan selamat kepada Israel dan Iran atas ketahanan, keberanian, dan kecerdasan mereka dalam mengakhiri Perang 12 Hari," tulis Trump dalam unggahannya.

Belum Ada Konfirmasi, Konflik Masih Berpotensi Meluas

Sementara klaim itu menggembirakan, hingga kini belum ada pengesahan dari pihak Iran maupun Israel. Israel memilih untuk belum berkomentar, sedangkan Menteri Luar Negeri Iran, Seyed Abbas Araghchi, menegaskan bahwa Teheran hanya akan menghentikan serangan jika Israel menghentikan agresi ilegalnya paling lambat pukul 04.00 waktu setempat.

Perang yang dimulai sejak 13 Juni 2025 ini telah menelan korban jiwa ribuan orang, termasuk lebih dari 400 jiwa di Iran dengan 13 di antaranya anak-anak, serta 24 orang di Israel akibat serangan balasan rudal.

IHSG Tampil Positif Meski Tantangan Masih Ada

Di tengah keputusan pasar yang penuh tanda tanya ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Indonesia menunjukkan penguatan 1,1 persen pada pembukaan perdagangan hari Selasa. Bahkan IHSG sempat menyentuh level 6.900, membalikkan koreksi sebesar 1,74 persen sehari sebelumnya.

Para analis dari Phintraco Sekuritas melihat penurunan sebelumnya dipengaruhi oleh kekhawatiran penutupan Selat Hormuz dan juga faktor teknis dari penurunan saham-saham yang memasuki ex-date dividen. Namun hari ini, indikator teknikal seperti Stochastic RSI dan potensi golden cross MACD mendorong sentimen technical rebound di rentang 6.800-6.850.

Sementara itu, Pilarmas Investindo Sekuritas memproyeksikan penguatan IHSG masih terbatas dengan support pada 6.750 dan resistance di 6.810. Mereka menilai pasar merespons positif upaya meredakan ketegangan antara Iran dan Israel.

"Serangan rudal yang dilakukan Iran ke pangkalan militer AS di Qatar juga terencana agar tidak menambah korban, menunjukkan Iran mencari solusi terbatas," kata analis Pilarmas.

Harga Minyak Turun Usai Sinyal Meredanya Konflik

Perkembangan positif ini juga tercermin di pasar minyak. Harga minyak mentah dunia, yang sebelumnya mendekati angka 80 dolar AS per barel, turun drastis. Minyak WTI anjlok 2,6 persen ke 66,7 dolar AS, sementara Brent menyusut 2,5 persen menjadi 69,7 dolar AS per barel.

Walaupun begitu, para pelaku pasar diingatkan untuk terus waspada dan responsif terhadap sentimen yang masih sangat dinamis. Pasar berpotensi rebound, tapi risiko ketidakpastian masih ada di depan mata.


Pasar Saham Sedikit Menguat

Garis Besar: Pasar saham Indonesia menguat tipis menyusul klaim Donald Trump soal gencatan senjata Iran-Israel, walau belum ada kepastian. Harga minyak juga turun sebagai respons positif awal meredanya ketegangan di Timur Tengah. Investor tetap disarankan waspada karena situasinya masih rawan berubah.

Sumber: Kompas