Rencana Penambahan Saham Freeport
Jakarta: Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menyampaikan bahwa pemerintah berencana untuk menambah kepemilikan saham PT Freeport Indonesia lebih dari 10 persen. Namun, detail pasti mengenai jumlah tambahan saham belum diungkapkan.
"Awalnya penambahan saham Freeport adalah 10 persen, tetapi perkembangan sekarang menunjukkan angka di atas 10 persen. Berapa pastinya? Nanti saya akan umumkan setelah tanda tangan proses perpanjangan," kata Bahlil di Jakarta, setelah mengikuti rapat terbatas di Istana Kepresidenan, pada 16 September 2025.
Harga Murah untuk Saham
Menariknya, Bahlil juga menyebutkan bahwa pemerintah akan mendapatkan harga yang sangat menguntungkan untuk penambahan 10 persen saham tersebut. "Untuk lebih dari 10 persen itu biayanya sangat rendah karena evaluasi aset sudah dianggap pada nilai buku yang tipis," tambahnya.
Dengan rencana ini, pemerintah memperkuat posisi sebagai pemegang saham utama di Freeport, yang saat ini sudah memiliki 51 persen saham setelah divestasi pada 2018.
Dukungan Hilirisasi
Penambahan kepemilikan saham ini bukan hanya langkah dalam investasi, tetapi juga merupakan bagian dari komitmen pemerintah untuk mendukung hilirisasi. Rencana ini mencakup perpanjangan kontrak Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) hingga tahun 2061.
Sejak 2018, saham Freeport yang dimiliki oleh Indonesia meningkat dari 9,36 persen menjadi 51,23 persen melalui PT Inalum (Persero), yang membeli saham Freeport dengan nilai mencapai USD3,85 miliar.
Dengan langkah ini, pemerintah berusaha memastikan bahwa sumber daya alam Indonesia dikelola untuk kemakmuran rakyat. Apakah Anda setuju dengan langkah ini? Mari kita simak bagaimana pengaruhnya terhadap sektor energi kita ke depannya.