Prajogo Pangestu Bawa CDIA IPO ke Bursa, Ini Taksiran Valuasinya
Selasa, 24 Juni 2025IPO dan RUPS

PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA), anak usaha grup Barito Pacific yang dipimpin Prajogo Pangestu, bersiap melantai di bursa lewat IPO dengan valuasi potensial mencapai Rp23,7 triliun. Simak jadwal, prospek bisnis, dan strategi penggunaan dana IPO-nya.

PT Chandra Daya Investasi (CDI) Foto: PT Chandra Daya Investasi (CDI)

Investor kini tengah menunggu momen IPO PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) dengan antusias. Anak usaha tidak langsung dari PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA), yang digawangi oleh konglomerat Prajogo Pangestu, ini menawarkan peluang menarik berkat rekam jejak grup induk yang kuat serta prospek sektor infrastruktur yang tengah naik daun.

Siapa CDIA dan Apa Fokus Bisnisnya?

CDIA adalah bagian dari Barito Pacific grup, salah satu pemain besar di sektor energi dan petrokimia Indonesia. Dengan TPIA sebagai induk yang menguasai 60% saham post-IPO, CDIA berfokus pada pengelolaan infrastruktur strategis yakni utilitas energi, air, kepelabuhanan, penyimpanan, dan logistik yang mendukung operasional industri petrokimia.

Portfolio asetnya yang beragam, mulai dari pembangkit listrik 120 MW di Cilegon, fasilitas pengolahan air, pelabuhan dan terminal penyimpanan, hingga layanan logistik rantai dingin, memberi CDIA pondasi yang solid untuk pertumbuhan jangka panjang.

Jadwal dan Detail IPO

CDIA akan menawarkan 124,8 juta lot saham atau setara 10% dari total saham yang diterbitkan, dengan target penggalangan dana sekitar Rp2,1 - Rp2,4 triliun.

IPO ini akan tercatat di papan utama BEI dengan valuasi pasar yang diprediksi sekitar Rp21,2 hingga Rp23,7 triliun.

Menariknya, penawaran ini didukung oleh 6 penjamin emisi ternama, termasuk Henan Putihrai Sekuritas, DBS Vickers Sekuritas, Trimegah Sekuritas, BNI Sekuritas, BCA Sekuritas, dan OCBC Sekuritas. Dukungan ini tentu menambah kepercayaan investor.

Alokasi Penggunaan Dana IPO

Dana yang dihimpun akan dialokasikan sebagai berikut:

  • Sekitar Rp872 miliar untuk modal penyertaan modal pada perusahaan anak di bidang logistik, yakni PT Chandra Shipping International dan PT Marina Indah Maritim, termasuk pembelian kapal dan pembiayaan operasional.
  • Sekitar Rp1,5 triliun akan disalurkan ke anak usaha di pilar bisnis kepelabuhanan dan penyimpanan, terutama untuk pembangunan tangki penyimpanan, pipa ethylene, dan fasilitas pendukung lain.

Kinerja Keuangan yang Mengesankan

CDIA menunjukkan pertumbuhan solid dalam beberapa tahun terakhir. Per Desember 2024, pendapatan meningkat hampir 35% menjadi US$102,25 juta, dan laba bersih melonjak fantastis 1.632,52% mencapai US$32,69 ribu.

Margin yang terus meningkat jadi pendorong utama kenaikan keuntungan ini.

Valuasi IPO: Harga Saham Masih Terjangkau

Dilihat dari Price Book Value (PBV), saham CDIA diperkirakan ditawarkan pada valuasi sekitar 1 kali, yang relatif wajar dan cukup menarik.

Namun apabila dibandingkan Price Earnings Ratio (PER) sektor infrastruktur, valuasinya sedikit lebih tinggi, di angka 12x - mencerminkan optimisme pasar terhadap pertumbuhan bisnis.

Siapa Penjamin Emisinya?

Penjamin emisi ini memiliki track record kuat dalam mengawal berbagai IPO di bursa. Mereka berperan penting dalam memastikan kesuksesan penawaran dan membangun kepercayaan investor.

CDIA Memiliki Investasi Saham di RATU

Selain lini utilitas dan logistik, CDIA juga memiliki saham di PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) dengan kepemilikan sekitar 4,99% dan beberapa investasi lain di Nippon Shokubai dan Keppel Infrastructure Trust.

Prospek Bisnis yang Menjanjikan

Permintaan Energi Listrik Meningkat

Konsumsi listrik di Indonesia diperkirakan melonjak dari 334 TWh di 2024 menjadi 595 TWh pada 2034, didukung oleh pengembangan industri teknologi tinggi, ekonomi hijau, infrastruktur, dan urbanisasi.

Logistik dan Kapal Kargo Curah Cair Terus Menguat

Permintaan kapal pengangkut minyak, gas, bahan kimia, dan produk cair lain tumbuh stabil, didorong kebijakan nasional seperti cabotage yang mengharuskan penggunaan kapal dalam negeri.

Penyimpanan Barang dan Terminal Pelabuhan

Indonesia memiliki banyak terminal penyimpanan, namun mayoritas dikuasai oleh Pertamina dan perusahaan besar. Pasar untuk penyimpanan independen masih bisa tumbuh dengan baik.

Kebutuhan Air Bersih Melonjak

Permintaan air bersih di perkotaan tumbuh sekitar 5,5% per tahun hingga 2034, yang akan membuka kesempatan bagi layanan air terintegrasi seperti yang dikelola CDIA.

Kesimpulan

IPO CDIA menawarkan peluang menarik bagi investor yang ingin masuk ke sektor infrastruktur utilitas yang sedang berkembang dengan dukungan grup besar dan proyeksi pertumbuhan yang kuat.

Dengan valuasi yang wajar dan dukungan tim underwriter yang solid, ini bisa jadi momen tepat untuk mempertimbangkan investasi pada saham CDIA.


Disclaimer: Artikel ini adalah pandangan dari CNBC Indonesia Research dan bukan ajakan jual-beli saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada pada pembaca.

CDIA | RATU | TPIA