Rapor Saham Bank Jumbo BBCA, BBRI Cs Jelang Rilis Kinerja Cuan Semester I/2025
Minggu, 27 Juli 2025Berita Pasar Saham

Saham bank jumbo seperti BBCA dan BBRI menghadapi tekanan menjelang rilis kinerja keuangan mereka untuk semester I 2025, walaupun BBCA catat laba bersih tumbuh 16,31% yoy.

Sorotan Kinerja Saham Bank Jumbo

Bisnis.com - JAKARTA — Sejumlah bank besar di Indonesia, termasuk BBCA dan BBRI, bersiap untuk merilis kinerja keuangan semester I/2025. Namun, menjelang pengumuman tersebut, kami menyaksikan penurunan harga saham secara luas di sektor ini.

Menurut undangan media yang diterima, BBCA akan menggelar acara paparan kinerja kuartalan pada Rabu (30/7/2025) pukul 16:00 WIB. Dalam acara ini, Presiden Direktur BCA Hendra Lembong dan tim direksi serta komisaris diperkirakan akan turut berpartisipasi.

Dalam lima bulan pertama tahun ini, BBCA menunjukkan performa yang kuat dengan laba bersih mencapai Rp25,16 triliun per Mei 2025, meningkat 16,31% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Penurunan Laba BRI dan BNI

Namun, tidak semua bank mengalami pertumbuhan positif. Penurunan laba juga terlihat pada BBRI dan BBNI. BRI, misalnya, mencatatkan laba bersih Rp18,65 triliun, yang berarti penurunan sebesar 14,87% tahun ke tahun.

Sementara itu, BNI membukukan laba bersih Rp8,45 triliun per Mei 2025, berkurang 1,34% dibandingkan dengan tahun lalu. Sedangkan Bank Mandiri mencatatkan laba bersih Rp19,65 triliun, meningkat tipis 0,13% yoy.

Gerak Saham Menurun

Menjelang rilis kinerja keuangan, harga saham sejumlah bank jumbo mengalami penurunan. Sebagai contoh, harga saham BBCA turun 0,59% menjadi Rp8.450 per lembar pada penutupan perdagangan Jumat (25/7/2025) dan tercatat mengalami penurunan 12,66% sepanjang tahun ini.

Harga saham BBRI juga menurun 1,77% menjadi Rp3.880, dengan penurunan 4,9% secara year to date. BMRI mengalami penurunan 2,29% dan BBNI turun 3,08%.

Penting dicatat bahwa tekanan terhadap harga saham ini sejalan dengan keluarnya investor asing. Sepanjang tahun ini, saham BBCA mengalami net sell asing sebesar Rp16,4 triliun, diikuti BMRI dengan net sell Rp12,2 triliun.

Proyeksi Pertumbuhan

Meski demikian, Ciptadana Sekuritas Asia masih memberikan peringkat overweight untuk tiga saham jumbo ini, meski ada revisi ke bawah terhadap estimasi pertumbuhan pendapatan. Hal ini disebabkan oleh laporan pertumbuhan margin bunga bersih di tengah perlambatan pertumbuhan kredit.

Ciptadana tetap optimis terhadap sektor perbankan, berkat ekspektasi perbaikan NIM dan biaya kredit pada paruh kedua 2025. BBCA tetap menjadi pilihan utama, didorong oleh kinerja dan profil keuntungan yang kuat.

Community & Retail Equity Analyst Lead di Indo Premier Sekuritas, Angga Septianus, menambahkan bahwa saham perbankan memiliki peluang perbaikan seiring kebijakan penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia, yang diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi dan permintaan domestik.

Kesimpulan

Dengan berbagai dinamika yang terjadi, perlu bagi investor untuk terus memantau perkembangan kinerja bank-bank besar ini, dan bagaimana pasar merespons aksi mereka menjelang rilis hasil kinerja keuangan.


Disclaimer: Artikel ini bukan ajakan untuk membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca, dan Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi.

Sumber: Market