Overview Kinerja IPO 2025
Sepanjang tahun 2025, Bursa Efek Indonesia (BEI) menyaksikan 22 emiten baru melantai. Namun, data menunjukkan bahwa 40,91% dari emiten tersebut, atau sembilan perusahaan, mengalami kinerja yang buruk dengan harga saham yang anjlok.
Mengapa bisa demikian? Mari kita telaah lebih dalam.
Angka Penurunan yang Signifikan
Dari 22 emiten baru, 9 emiten mencatatkan penurunan rata-rata sebesar 37,17% sejak awal pencatatan. Ini bukan angka yang bisa diabaikan. Antara lain, saham PT Raja Roti Cemerlang Tbk. (BRRC) yang awalnya dibanderol Rp210 per lembar, saat ini merosot hingga Rp57. Betapa mencoloknya penurunan hingga 72,85%!
Emiten lain yang juga mengalami penurunan signifikan adalah PT Jantra Grupo Indonesia Tbk. (KAQI) dan PT Kentanix Supra International Tbk. (KSIX), dengan penurunan masing-masing 57,62% dan 57,07%.
Tren Penurunan dan Potensi Risiko
Beberapa saham seperti PT Cipta Sarana Medika Tbk. (DKHH) merosot 53,03%. Sementara itu, PT Prima Multi Usaha Indonesia Tbk. (PMUI) mengalami auto reject bawah (ARB) pada saat debut, kini ditransaksikan di Rp128, turun 28,88% dari harga IPO Rp180.
Namun, tidak semua berita buruk. Beberapa emiten masih menawarkan performa solid, seperti PT Chandra Daya Investasi Tbk. (CDIA) dan PT Indokripto Koin Semesta Tbk. (COIN) yang berhasil mencapai lonjakan harga pasca IPO.
Menyikapi Peluang Pasar
Bagi para investor, situasi ini menciptakan peluang untuk memilih saham dengan potensi pertumbuhan. Meskipun sembilan dari 22 emiten menunjukkan penurunan, investor tetap dapat menemukan pemenang di antara yang kalah. Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda siap berinvestasi pada saham yang berpotensi meningkat di masa depan?
Kesimpulan
Satu hal yang pasti, pasar saham selalu menawarkan dinamika yang menarik. Dalam dunia investasi, bijaksana adalah kuncinya. Pertimbangkan semua faktor dan lakukan riset yang cukup sebelum memutuskan untuk berinvestasi. Selamat berinvestasi!