Rekomendasi Saham dan Pergerakan IHSG Selasa 24 Juni 2025: Energi Ambruk, Minyak Dunia Naik
Rabu, 25 Juni 2025Berita Pasar Saham

IHSG melemah tajam pada perdagangan Senin (23/6/2025) dipicu saham energi PTBA dan PGEO yang jatuh, sementara saham migas lain terkerek oleh kenaikan harga minyak akibat eskalasi konflik Iran-Israel.

IHSG Melemah Tajam Senin (23/6/2025)

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tutup dengan pelemahan cukup dalam sebesar 1,74% di level 6.787,14. Pembukaan sesi perdagangan hari itu di level 6.833,48, dengan nilai terendah menyentuh 6.745,15 dan tertinggi pada 6.834,77.

Meski angka ini bisa membuat beberapa investor khawatir, nilai transaksi yang cukup besar yakni mencapai Rp12,72 triliun dengan volume transaksi 24,77 miliar lembar, menandakan likuiditas pasar masih aktif. Namun, dari total saham yang diperdagangkan, 553 saham justru melemah, hanya 135 naik, dan 272 stagnan.

Saham Energi Jadi Biang Kerok Pelemahan

Pemicu utama pelemahan ini datang dari sektor energi, dengan saham PTBA jeblok hampir 15%, sementara PGEO juga turun hampir 5%. Saham-saham ini sangat terpukul dan masuk dalam daftar top losers. Jangan lupa, sektor energi memang sangat sensitif terhadap sentimen geopolitik, dan kali ini sentimen negatif datang dari konflik yang memanas antara Iran dan Israel.

Bank-Bank Besar Ikutan Turun

Meski sektor perbankan kerap menjadi tumpuan pasar, Senin lalu saham-saham bank besar juga ikut melemah. Saham BBRI turun 1,85%, BBCA turun 0,86%, BMRI turun tipis 0,2%, dan BBNI turun 1,22%. Ini menambah beban bagi IHSG dalam jangka pendek.

Saham Migas Terkerek Harga Minyak Dunia Naik

Sebaliknya, saham-saham migas seperti ENRG dan MEDC justru menguat signifikan, masing-masing naik 7,82% dan 1,4%. Kenaikan ini berkaitan langsung dengan melonjaknya harga minyak dunia akibat eskalasi konflik di Timur Tengah yang memicu ketidakpastian pasokan energi global.

Sentimen Konflik dan Implikasinya

Menurut Equity Analyst dari PT Indo Premier Sekuritas, David Kurniawan, pasar sangat dipengaruhi sentimen geopolitik yang sedang memanas antara Iran dan Israel.

“Jika konflik mereda, harga minyak dunia berpotensi turun dan saham konsumen bakal terdongkrak. Namun, bila eskalasi berlanjut, pasar energi akan naik dan sektor pertahanan bisa mendapatkan keuntungan.”

Sementara itu, analis dari Phintraco Sekuritas, Ratna Lim, menambahkan bahwa potensi AS ikut campur dalam konflik ini bakal meningkatkan tekanan geopolitik yang mungkin mendorong harga komoditas, terutama minyak mentah, ke level yang lebih tinggi.

Apa Imbasnya Bagi Inflasi dan Kebijakan Bank Sentral?

Lonjakan harga minyak bisa memicu kenaikan inflasi global lebih lanjut. Dalam kondisi seperti ini, bank sentral global akan kesulitan untuk menurunkan suku bunga. Padahal, di sisi lain, ekonomi dunia sangat membutuhkan stimulus moneter untuk mendongkrak pertumbuhan. Jadi, kita sedang menghadapi situasi sulit dan penuh ketidakpastian.

Update IHSG Selasa Pagi dan Sesi I

Menariknya, Senin malam ke Selasa pagi, IHSG sempat rebound cukup bagus. Data Bloomberg menunjukkan IHSG melonjak 1,71% ke level 6.903,04 pada pukul 09.06 WIB, dengan 341 saham menguat, 122 melemah, dan 122 stagnan, serta kapitalisasi pasar tembus Rp12.089,68 triliun.

Pada akhir sesi I perdagangan Selasa, IHSG tetap menguat 1,10% di posisi 6.862. Ini menandakan bahwa pasar bereaksi positif terhadap kemungkinan meredanya konflik atau sentimen permintaan aset risk-on mulai kembali.

Kesimpulan untuk Investor Retail

Pasar dalam kondisi cukup fluktuatif dengan sentimen geopolitik sebagai pendorong utama volatilitas. Saham-saham energi dan migas menjadi sangat sensitif terhadap berita terbaru dari Timur Tengah. Investor harus waspada dan tetap mengikuti perkembangan global.

Adakah potensi balik arah? Jika ketegangan di Timur Tengah mereda, kita mungkin akan lihat saham konsumer dan bank mulai pulih. Tapi jika konflik berlanjut, sektor energi dan pertahanan akan tetap jadi sorotan.

Jadi, sudah siap menghadapi roller coaster pasar? Jangan lupa untuk selalu lakukan riset dan sesuaikan portofolio sesuai profil risiko Anda.


Disclaimer: Artikel ini bukan ajakan beli atau jual saham. Semua keputusan investasi adalah tanggung jawab investor masing-masing.

Sumber: Bisnis