Saham Amman (AMMN) Jadi Pemberat Utama, IHSG Tembus Level Terendah 6.873
Sabtu, 21 Juni 2025Berita Pasar Saham

IHSG mengalami tekanan jual signifikan di sesi pertama perdagangan Jumat (20/6/2025), mencapai posisi terendah 6.873,71, dengan saham Amman Mineral (AMMN) menjadi salah satu faktor penurunan utama.

Pelajar melihat layar indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (21/10/2024). Pelajar melihat layar indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (21/10/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)


Jakarta – Tekanan jual semakin terasa kuat di pasar saham Jumat ini (20/6/2025). IHSG mencatat penurunan dalam sesi pertama hingga ambles 1,31% ke level paling rendah di 6.873,71 sebelum akhirnya sedikit bangkit menutup sesi di 6.918,24 atau turun 0,72%.

Volume transaksi juga menunjukkan aktivitas yang tinggi dengan tercatat 13,88 miliar saham berpindah tangan, diwarnai dominasi tekanan jual senilai Rp7,07 triliun dalam 680 ribu frekuensi perdagangan.

Penutupan IHSG Sesi I pada Jumat 20 Juni 2025 Penutupan IHSG Sesi I pada Jumat 20 Juni 2025 (Bloomberg)

Rinciannya, sebanyak 395 saham melemah, 177 saham menguat, sementara 224 saham lainnya diam di tempat. Ada beberapa saham big caps yang jadi sorotan karena menjadi pemberat utama, termasuk di antaranya saham AMMN, MDKA, dan CPIN.

Sektor properti dan barang baku juga tak luput dari tren turun, masing-masing melemah cukup signifikan yakni sekitar 1,45% dan 0,89%.

Apa yang sebenarnya jadi penyebab tekanan jual ini? Selain sentimen global dan penguatan nilai dolar, pelemahan ini memperlihatkan adanya kekhawatiran pasar terhadap momentum pertumbuhan ekonomi domestik yang agak melambat. Investor pun lebih berhati-hati memilih saham, terutama yang berada di sektor komoditas dan properti, yang memang sangat sensitif dengan sentimen global dan suku bunga.

Lalu, apa artinya buat Anda sebagai investor retail? Situasi seperti ini sebenarnya bisa jadi kesempatan buat cermat pilih saham dengan fundamental solid yang terdiskon. Tapi tetap, waspada dan peka dengan sentimen pasar sangat diperlukan.

Kita tunggu bagaimana perkembangan selanjutnya, apakah IHSG bisa mencoba rebound di sesi kedua, atau justru terus melemah menunggu katalis positif yang lebih kuat.


Jangan lupa, selalu lakukan riset mendalam dan jangan tergoda ikut-ikutan panik saat pasar bergerak fluktuatif seperti ini. Ingat, investasi itu maraton, bukan sprint!