Saham AS Tetap Menguat Meski Ketegangan Konflik AS-Iran Memanas
Rabu, 25 Juni 2025Berita Pasar Saham

Meskipun ketegangan antara AS dan Iran kian meningkat, indeks saham utama AS justru menutup perdagangan dengan kenaikan signifikan. Apa yang membuat investor tetap percaya diri di tengah konflik geopolitik ini?

Saham AS Menguat di Tengah Ketegangan Timur Tengah

Pergerakan pasar saham Amerika Serikat pada awal minggu ini menunjukkan tanda optimisme meski ketegangan geopolitik antara AS dan Iran terus memanas. Pada perdagangan di Wall Street Senin waktu setempat (Selasa pagi WIB), indeks saham utama justru ditutup menguat.

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 374,96 poin atau 0,89% menjadi 42.581,78. Sementara itu, indeks S&P 500 melejit 0,96% ke level 6.025,17 dan Nasdaq Composite naik 0,94% ke posisi 19.630,98.

Sektor Konsumen dan Properti Jadi Pendorong Kenaikan

Dari sektor, sepuluh dari sebelas sektor utama dalam indeks S&P 500 berakhir di zona hijau. Sektor barang konsumsi dan real estate menjadi motor penggerak kenaikan dengan pertumbuhan 1,75% dan 1,49% masing-masing. Yang menarik, sektor energi justru melemah 2,51% karena kekhawatiran pasar akan dampak konflik terhadap pasokan minyak.

Apa Kabar Konflik AS-Iran?

Kondisi geopolitik memang sedang memanas setelah AS melancarkan serangan udara pada akhir pekan ke beberapa fasilitas nuklir di Iran. Presiden AS Donald Trump menegaskan fasilitas pengayaan nuklir Iran telah dihancurkan, yang tentu saja meningkatkan ketegangan dengan Teheran.

Iran merespons dengan serangan misil ke pangkalan militer AS di Qatar dan Irak. Namun, respons ini tak menyebabkan korban luka, dan pemberitahuan dini kepada AS membuat kecemasan pasar sedikit mereda.

Warga AS Khawatir, Investor Agak Berhati-hati

Jajak pendapat menunjukkan 79% warga AS khawatir Iran akan menyerang warga sipil sebagai balasan. Meski demikian, pasar saham dan aset digital seperti mata uang kripto masih diperdagangkan dengan sikap hati-hati tapi penuh percaya diri.

Ketegangan ini tetap memicu kekhawatiran di sektor energi, mengingat potensi gangguan pasokan minyak akibat konflik terus membayangi. Para pelaku pasar nampaknya akan tetap waspada terhadap volatilitas yang dapat muncul.

Aset Aman Jadi Favorit, Obligasi Turun

Imbal hasil obligasi Treasury 10 tahun turun ke 4,30%, melanjutkan tren penurunan dari Jumat lalu yang berada di 4,38%. Penurunan ini menunjukkan peralihan investor ke aset dianggap lebih aman selama ketegangan meningkat.

Saham Teknologi Beragam: Tesla Mendominasi

Di sektor teknologi, performa saham bervariasi. Tesla TSLA mencatat lonjakan impresif sebesar 8,23% setelah meluncurkan layanan robotaxi tanpa sopir yang sangat dinantikan. Microsoft MSFT dan Meta Platforms META juga naik sekitar 2%.

Namun, ada juga saham yang tertekan. Super Micro Computer merosot 9,77% setelah mengumumkan rencana penerbitan obligasi konversi sebesar USD 2 miliar, menjadikannya saham dengan penurunan terburuk di S&P 500. Selain itu, Novo Nordisk anjlok 5,5% setelah rilisan hasil uji coba obat penurun berat badan yang mengecewakan.


Pasar memang sedang diuji oleh ketegangan geopolitik, namun performa saham-saham AS menunjukkan bahwa investor masih menemukan peluang untuk meraih keuntungan. Mungkin ini pelajaran penting bahwa pasar finansial selalu punya cara beradaptasi, meski situasi global sedang tidak pasti.

Apa strategi kalian di tengah situasi seperti ini? Tetap fokus memilih saham dengan fundamental kuat dan jangan lupa menjaga diversifikasi! 🚀

Sumber: Metrotvnews