Saham BBCA Memulai Pemulihan
JAKARTA, investor.id – Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) kembali menunjukkan performa positif dalam tiga hari perdagangan terakhir. Pada Jumat (12/9/2025), saham bank swasta ini ditutup naik 0,96% menjadi Rp 7.925. Namun, apakah ini pertanda awal pemulihan?
Meskipun kinerja terakhirnya membaik, saham BBCA tetap mengalami penurunan signifikan sebesar 18,09% sejak awal tahun (year to date). Penjualan oleh investor asing merupakan faktor utama di balik tren tersebut, dengan net sell mencapai Rp 27,25 triliun.
Kekayaan Hartono Tertekan
Kepemilikan utama di BBCA berada di tangan Robert Budi Hartono dan Michael Bambang Hartono, pemimpin Grup Djarum. Menariknya, penurunan nilai saham juga berdampak besar pada kekayaan bersih mereka. Menurut Bloomberg Billionaires Index per 12 September 2025, kekayaan Budi Hartono tercatat sebesar US$ 18,5 miliar, turun 18,1% dari tahun lalu. Dalam hal yang sama, kekayaan bersih Bambang Hartono kini berada di angka US$ 16,9 miliar, turun 19,3%.
Siapa yang Dibalik BBCA?
Sebagai pemilik bersama Grup Djarum, Hartono bersaudara menguasai sekitar 14% pasar rokok di Indonesia dan merupakan pemegang saham terbesar di BBCA. Berdasarkan laporan pemegang saham per 31 Agustus 2025, mereka menguasai 54,942% saham BBCA melalui PT Dwimuria Investama Andalan, dengan Budi memiliki 0,023% dan Bambang 0,022%.
Pertumbuhan Pemegang Saham
Menarik untuk dicatat, jumlah pemegang saham Bank Central Asia meningkat signifikan menjadi 522.914 pada akhir Agustus, bertambah 13.514 dibandingkan bulan sebelumnya. Ini menunjukkan bahwa meskipun ada beberapa sell-off, ketertarikan terhadap saham BCA tetap kuat di kalangan investor.
Ke depan, bagaimana langkah BCA dan Hartono bersaudara untuk mengatasi tantangan ini? Bagi investor, saat ini mungkin tepat untuk mencermati peluang yang ada, terutama dengan adanya pergerakan positif baru-baru ini. Apakah Anda siap untuk menjelajahi lebih dalam tentang peluang investasi di BBCA?