Saham BWPT Melonjak 19,23%: Apakah Masih Layak Dibeli?
Minggu, 24 Agustus 2025Analisis Saham

PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT) mencatat lonjakan harga yang berarti. Apakah ini saat yang tepat untuk berinvestasi?

Melonjak Drastis di Pasar

Saham PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT) baru saja mencatat kenaikan luar biasa sebesar 19,23%, ditutup pada harga Rp 155 dalam perdagangan Rabu (20/8/2025). Lebih dari 3,08 miliar saham BWPT berpindah tangan dengan total nilai transaksi mencapai Rp 479,83 miliar dan frekuensi perdagangan mencapai 88.221 kali.

Apa yang menyebabkan lonjakan ini?

Kinerja Saham yang Menjanjikan

Eagle High Plantations, yang terkait dengan konglomerat Peter Sondakh, menunjukkan kinerja fantastis setelah sahamnya tumbuh 167,24% dari Rp 59 pada 21 Mei 2025. Meskipun saat itu rasio price to book value (PBV) berada di kisaran 0,7 kali, sekarang harga tersebut sudah melonjak dan PBV saat ini berada di angka 1,88 kali.

Dari sudut pandang rasio price earning sebesar 15,64 kali, ini berada di atas rata-rata standar deviasi PE selama 3 tahun terakhir yang tercatat di 12,53 kali. Tentu saja, ini bisa menjadi petunjuk bahwa saham BWPT kini sudah lebih mahal.

Prospek Pertumbuhan

UOB Kay Hian Sekuritas telah menyoroti bahwa BWPT berada pada jalur untuk pertumbuhan yang pesat ke depan. Mereka merencanakan umur tanaman kelapa sawit rata-rata 15-16 tahun dengan oil extraction rate (OER) 24-25%, dibandingkan dengan saat ini yang berada di 23,8-23,9%. Keunggulan ini tentunya memungkinkan peningkatan margin laba.

Perusahaan memasarkan 100% produksinya ke pasar domestik dengan harga yang relatif lebih tinggi, berkat empat pabrik CPO yang memiliki sertifikat RSPO.

Rencana Dividen dan Pendanaan

Grup Rajawali yang memiliki 37,7% saham dari BWPT, bersama Federal Land Development Authority (Felda) Malaysia dengan kepemilikan saham 37%, saat ini tengah mengkaji rencana kuasi reorganisasi yang bertujuan untuk menghapus saldo defisit sebesar Rp 3,98 triliun. Rencana ini bisa membuka peluang bagi perusahaan untuk membagikan dividen.

"Di semester pertama 2025, pendapatan usaha BWPT meningkat 38,3% menjadi Rp 2,78 triliun, sementara laba bersih naik 43,6% menjadi Rp 171,9 miliar dibandingkan Rp 119,7 miliar di 1H24," tulis UOB Kay Hian.

Rekomendasi Investasi

Broker tersebut sebelumnya merekomendasikan untuk membeli saham BWPT di kisaran Rp 115-120 dengan target harga Rp 145. Mereka juga mengalokasikan capex sebesar Rp 234 miliar untuk pengembangan pabrik kernel crushing plant, berpotensi meningkatkan OER dan margin laba.

Apakah saatnya bergabung dengan momentum ini atau menunggu penurunan harga? Setiap keputusan investasi harus berdasarkan analisis menyeluruh dan pertimbangan risiko yang matang.

Sumber: Indopremier