Bursa Efek Indonesia (BEI) telah membuka kembali perdagangan saham PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) pada Jumat, 25 Juli 2025, setelah terkena suspensi selama dua hari sebelumnya.

Suspensi dilakukan akibat lonjakan harga yang signifikan pada saham ini, yang menyebabkan BEI memutuskan untuk mengawasi pergerakannya lebih dekat.

Kini, CDIA berada di dalam papan pemantauan khusus, atau yang dikenal sebagai Full Call Auction (FCA), karena memenuhi kriteria suspensi yang lebih dari satu hari.

I Gede Nyoman Yetna, Direktur Penilaian Perusahaan BEI, menyatakan bahwa pengawasan dilakukan dengan mempertimbangkan banyak aspek termasuk fluktuasi harga, volume transaksi, dan informasi material relevan.

"Upaya ini adalah bagian dari perlindungan investor, memberikan sinyal kepada mereka tentang pergerakan harga yang tidak biasa, sehingga mereka dapat mengevaluasi kembali keputusan investasi," ungkap Nyoman.

Di sisi lain, Nyoman juga menggarisbawahi perubahan kepemilikan saham CDIA oleh PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) yang merupakan pemegang saham pengendali. Berdasarkan prospektus, TPIA berkomitmen untuk tidak melepaskan kendalinya selama 12 bulan sejak pernyataan pendaftaran efektif.|

Saham-saham milik pengendali, baik yang berbentuk warkat maupun non-warkat, akan dikunci selama 12 bulan.

Jika perdagangan dibuka kembali lebih dari satu hari karena aktivitas transaksi, maka saham tersebut akan ditempatkan di Papan Pemantauan Khusus selama tujuh hari sesuai peraturan BEI.

Terakhir, terkait langkah bisnis, CDIA telah memesan dua kapal chemical vessel dari Jepang untuk mendukung operasi logistik terkait bahan kimia, yang diharapkan meningkatkan kapasitas dan efisiensi distribusi.

Direktur Chandra Asri Group, Suryandi, menekankan bahwa kehadiran kapal baru ini akan memperkuat Indonesia sebagai hub distribusi regional serta membuka peluang ekspansi ke pasar global, termasuk Eropa.

Kapal-kapal ini dijadwalkan mulai beroperasi pada semester I 2026, memastikan bahwa semua standar keselamatan dan efisiensi operasional terpenuhi.