PenaKu.ID – Hari Jumat lalu, saham PT Chandra Daya Investasi Tbk. (CDIA) mengalami penurunan drastis, ditutup melemah 4,59 persen ke level Rp1.560 per saham. Penurunan ini sangat menonjol setelah periode volatilitas yang ekstrem, di mana harga saham sempat menyentuh rekor tertinggi Rp2.100 dalam 52 minggu terakhir.
Berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), harga saham CDIA berkisar antara Rp1.560 hingga Rp1.650 pada sesi perdagangan terakhir, dengan kapitalisasi pasar diperkirakan sekitar Rp204 hingga 209 triliun. Saham ini juga memasuki kategori Unusual Market Activity (UMA) pada bulan Juli 2025 setelah melonjak 24,8 persen dalam sehari menjadi Rp780, dan kemudian meningkat lagi 25 persen ke Rp975 di sesi berikutnya.
Kenaikan tajam ini umumnya terjadi di pasar negosiasi, termasuk transaksi besar 25.000 lot di harga Rp1.400 (senilai Rp3,5 miliar) dan 25.000 lot di Rp1.300 (senilai Rp3,25 miliar), yang memicu spekulasi di kalangan pelaku pasar.
Haruskah Investor Bersikap Waspada?
Dari segi kinerja, CDIA mencatatkan pendapatan sebesar Rp1,65 triliun dengan laba bersih mencapai Rp493,15 miliar dalam periode 12 bulan terakhir (TTM). Namun, arus kas bebas perusahaan meloncat menjadi negatif sebesar Rp1,13 triliun, yang disertai dengan nilai Piotroski F-Score hanya 3 dari 9, yang menandakan adanya sinyal kewaspadaan terkait kondisi keuangan perusahaan.
Menariknya, analisis teknikal menunjukkan bahwa sebagian besar indikator memberi sinyal netral hingga jual. Target harga untuk 12 bulan ke depan dari para analis juga belum selaras dengan tren harga saat ini.
PT Chandra Daya Investasi Tbk. memfokuskan bisnisnya di sektor infrastruktur, energi, dan utilitas, berperan sebagai perusahaan induk (holding) di bawah PT Chandra Asri Pacific Tbk. Portofolio investasi mereka mencakup pembangkit listrik 240 MW, instalasi pengolahan air, logistik pelabuhan, rantai dingin, pergudangan, serta konsultasi keuangan.
Meskipun prospek sektor infrastruktur di Indonesia tampak menjanjikan, volatilitas harga yang tinggi dan arus kas negatif menjadikan investasi dalam saham ini perlu dipertimbangkan dengan hati-hati.