Saham Emas ANTM, BRMS, dan HRTA Terbang Tinggi di Tengah IHSG Jeblok
Selasa, 2 September 2025Berita Pasar Saham

Meskipun IHSG tertekan oleh aksi demo, saham emiten emas seperti ANTM, BRMS, dan HRTA menunjukkan performa yang kuat. Apa yang mendorong pergerakan ini?

Pasar Saham Hari Ini: Emas Kinclong di Tengah Tekanan IHSG

Bisnis.com, JAKARTA — Tanggal 1 September 2025, kita menyaksikan keunikan di pasar saham Indonesia. Di tengah penurunan indeks harga saham gabungan (IHSG) yang merosot 3,31%, saham-saham emiten emas justru melesat. Hal ini mengisyaratkan bahwa di saat pasar bergejolak, emiten emas seperti ANTM dan BRMS tetap menjadi pilihan menarik bagi para investor.

IHSG Anjlok, Namun Saham Emas Melejit

Berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia, IHSG tertekan hingga ke level 7.571 akibat aksi protes yang menyebar di berbagai tempat. Saham-saham besar yang biasa menjadi pendorong IHSG, seperti BBCA, BBRI, dan BMRI, mengalami penurunan yang signifikan. Namun, berbanding terbalik, saham-saham dari emiten dengan lini bisnis emas justru melambung.

Satu contoh yang mencolok adalah saham PT Archi Indonesia Tbk. (ARCI) yang meroket 7,38%, mencapai Rp800 per saham. Selain itu, saham PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) juga menguat 2,02% menjadi Rp2.520, sementara saham PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) naik 4,35% ke Rp720.

Saham ANTM dan BRMS Saat Demo

Selain itu, kita tidak bisa melewatkan saham PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM), yang juga mencatatkan kenaikan, yaitu 2,96% ke level Rp3.130. Sementara Bumi Resources Minerals (BRMS) menguat 2,55% ke level Rp482 per saham. Saham PT J Resources Asia Pasifik Tbk. (PSAB) bahkan melaju 5,65% menjadi Rp655.

Momen ini memberikan sinyal bahwa ketika pasar mengalami ketidakpastian, investor beralih ke instrumen yang dianggap lebih aman seperti emas. Ini adalah indikasi jelas bagaimana dinamika perilaku investor dapat mempengaruhi tren pasar.

Meningkatnya Harga Emas di Pasar Spot

Di sisi lain, harga emas di pasar spot juga ikut menunjukkan tren positif dengan kenaikan 0,09%, tercatat di level USD 3.450,88 per troy ounce. Sedangkan harga emas Comex sedikit turun menjadi USD 3.512,00. Meskipun ada tekanan, kenaikan harga emas selama minggu lalu sebesar 2,3% menunjukkan minat dan permintaan yang tetap ada di pasar.

Seperti yang disampaikan oleh banyak analis, dengan ketidakpastian yang ada, arus investasi ke dalam instrumen Exchange-Traded Funds (ETF) emas diperkirakan akan tetap kuat, mendukung harga emas dalam jangka panjang.

Apa yang Akan Terjadi Selanjutnya?

Sebagai catatan, perhatian investor kini berpindah ke laporan tenaga kerja AS, yang bisa menjadi penentu langkah The Fed dalam kebijakan suku bunga. Apakah kita akan melihat lanjutan dari momentum ini untuk emiten-emiten emas?

Disclaimer

Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Sumber: Market