Penurunan IHSG yang Signifikan
Dari statistik perdagangan yang terjadi, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup merosot tajam sebesar 1,28 persen dan berada di level 7.766,84. Penurunan ini dipicu oleh pengumuman reshuffle kabinet yang membuat banyak investor khawatir akan arah kebijakan pemerintah ke depan.
IHSG bahkan mencatat level tertinggi sepanjang hari di angka 7.934,99 dan terendah di 7.755,84. Sayangnya, lebih dari setengah dari total 451 saham yang ada justru mengalami tekanan dan menyisakan 232 saham yang menguat.
Kinerja Mengesankan Emiten Rokok
Sementara itu, di tengah penurunan IHSG, saham emiten rokok malah menunjukkan performa yang mencolok. Saham PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) melambung hingga 17,76% dan ditutup pada harga Rp 630 per saham. Dalam perdagangan hari itu, saham HMSP sempat dibuka stagnan di Rp 535, sebelum mengalami lonjakan yang signifikan.
Saham ini mencapai level tertinggi Rp 640 dan terendah di Rp 530, dengan total frekuensi perdagangan mencapai 7.399 kali dan volume perdagangan 1.317.905 saham. Nilai transaksi untuk HMSP saja adalah Rp 79,9 miliar.
Tak mau kalah, saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM) juga mencatatkan peningkatan dramatis, meroket hingga 12,50% di posisi Rp 9.900 per saham. Selama sesi tersebut, saham GGRM sempat dibuka uang sebesar Rp 8.725 sebelum melonjak ke posisi tertingginya di Rp 10.050.
Perkembangan Saham Lainnya
Tak hanya itu, PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) juga mengalami peningkatan, meroket 16,35% menjadi Rp 925 per saham. Saham WIIM berada di level tertinggi Rp 975 dan terendah di Rp 790, dengan volume perdagangan mencapai 196.198 saham dan total nilai transaksi Rp 17,5 miliar.
Demikian juga dengan PT Indonesian Tobacco Tbk (ITIC), yang naik 11,61% menjadi Rp 250 per saham.
Analisis Para Ahli
Senior Market Analyst dari PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta, memberikan perspektif menarik tentang fenomena ini. Menurutnya, kenaikan saham emiten rokok ini sejalan dengan pergantian Menteri Keuangan. "Menkeu yang baru mempunyai pandangan kebijakan yang lebih fleksibel terkait cukai rokok," ungkap Nafan. Dengan kata lain, investor optimis bahwa kebijakan baru ini bisa menguntungkan bagi saham emiten rokok.
Bursa Saham Asia Pasifik
Sementara itu, di bursa saham Asia Pasifik, terlihat peningkatan yang cukup baik pada hari yang sama. Indeks Nikkei 225 di Jepang misalnya, naik 1,45% ke level 43.643,81. Situasi ini menunjukkan bahwa meskipun IHSG tertekan, beberapa pasar lainnya menunjukkan tanda-tanda perbaikan.
Kesimpulan
Hari ini adalah gambaran yang menarik tentang bagaimana faktor-faktor makroekonomi dan pengumuman politik dapat memengaruhi pasar dan saham secara langsung. Keberhasilan saham emiten rokok dalam situasi ini bisa menjadi petunjuk penting bagi para investor untuk mengatur strategi di masa depan.