Pengunjung saat melihat pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta. Foto: Investortrust/Dicki Antariksa.
IHSG berpotensi koreksi, ada apa?
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Senin, 23 Juni 2025 ini diperkirakan akan melanjutkan pelemahan dengan rentang pergerakan 6.882 hingga 7.000. Tren pelemahan ini sangat dipengaruhi oleh meningkatnya ketegangan geopolitik antara Israel dan Iran.
BRI Danareksa Sekuritas menyoroti risiko dari serangan militer Amerika Serikat terhadap fasilitas nuklir Iran, yang memicu sentimen negatif secara global. Secara teknikal, terbentuk pola bearish double bottom yang mengindikasikan adanya tekanan jual lanjutan pada indeks.
Bagaimana kondisi pasar global?
Akhir pekan lalu, bursa saham Wall Street berakhir kurang menggembirakan. Nasdaq turun 0,51% dan S&P 500 melemah 0,22%, meski Dow Jones masih mampu naik tipis 0,083%. Bursa saham Eropa bergerak bervariasi, tanpa tren yang jelas. Sementara volatilitas di pasar global ini memberikan tekanan tambahan pada IHSG.
Rekomendasi saham dari BRI Danareksa Sekuritas
Meski ada potensi koreksi, para analis dari BRI Danareksa Sekuritas melihat peluang beli pada saham-saham tertentu dengan prospek menarik:
- MEDC: Target harga di kisaran Rp1.500-1.620
- ADMR: Target harga di kisaran Rp1.070-1.105
- ERAA: Target harga di kisaran Rp560-585
Saham-saham ini dinilai memiliki fundamental kuat dan potensi menguat saat pasar mulai stabil kembali.
Apa penyebab tekanan pada IHSG minggu lalu?
Minggu lalu IHSG menutup sesi dengan penurunan tajam sebesar 258,93 poin atau 3,61% ke level 6.907. Investor asing mencatatkan net sell signifikan mencapai Rp4,51 triliun. Tekanan utama datang dari meningkatnya konflik senjata di Timur Tengah bersamaan dengan keputusan The Fed yang mempertahankan suku bunga acuan.
Sebanyak 607 saham tertekan turun, hanya 150 saham yang mampu tumbuh, sementara 203 saham lain bergerak stagnan. Sektor yang mengalami penurunan paling besar adalah material dasar dengan koreksi 5,69%, diikuti sektor industri, consumer primer dan non-primer hingga sektor keuangan yang turun lebih dari 3%.
Bagaimana posisi IHSG dibandingkan regional?
Dalam lingkup ASEAN, IHSG mencatat pelemahan terbesar kedua setelah indeks bursa Thailand yang turun 4,91%. Bursa Malaysia turun 1,01%, Filipina 0,87%, dan Singapura melemah 0,72%. Sebaliknya Vietnam justru menunjukkan penguatan 2,38% sepanjang pekan.
Investor asing pada posisi apa?
Penjualan bersih oleh investor asing (net sell) selama pekan lalu mencapai Rp4,51 triliun, berbanding terbalik dengan pekan sebelumnya yang mencetak net buy sebesar Rp1,30 triliun. Sehingga sepanjang tahun ini, total net sell asing sudah mencapai Rp53,09 triliun.
Apa arti semua ini bagi investor ritel?
Situasi global yang tidak pasti dan ketegangan geopolitik jelas menambah volatilitas pasar domestik. Namun, pola teknikal dan rekomendasi dari analis tetap memberi sinyal bahwa ada peluang beli di saham-saham pilihan yang memiliki prospek fundamental baik.
Jadi, meski IHSG berpotensi turun lagi, tetap ada strategi untuk mencari peluang emas di saat harga saham melemah. Jangan lupa selalu pantau berita dan gunakan risiko yang terukur.
Pass the popcorn dan pantau terus pergerakan pasar hari ini! Siapa tahu lonjakan berikutnya datang dari tiga saham rekomendasi tadi.