Aksi Jual Asing dan Dampaknya pada IHSG
JAKARTA, investor.id – Bursa Efek Indonesia (BEI) baru-baru ini mengungkapkan bahwa investor asing melakukan aksi jual bersih atau net foreign sell sebesar Rp 3,10 triliun selama periode 29 September 2025 hingga 3 Oktober 2025. Ini adalah angka yang cukup signifikan!
Berdasarkan data statistik BEI, total transaksi penjualan saham oleh investor asing mencapai Rp 40,46 triliun, sedangkan pembelian hanya Rp 37,36 triliun. Situasi ini menciptakan tekanan pada indeks harga saham gabungan (IHSG), dan saham-saham bank jumbo menjadi penyebab utama.
Saham Bank Jumbo Menjadi Top Laggers
Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) menjadi salah satu yang paling memberikan dampak negatif pada IHSG, mengurangi 57,28 poin dari total indeks. Saham ini mengalami penurunan mencapai 8,66% dengan kapitalisasi pasar free float sebesar Rp 258,12 triliun.
Selain itu, saham-saham lain yang juga turut memberi beban pada IHSG adalah:
- DSSA (DSSA): Menyebabkan penurunan 19,81 poin, turun 4,69%, dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp 166,16 triliun.
- BBCA (BBCA): Menyusut 9,35 poin, turun 1,31%, dengan nilai kapitalisasi Rp 301,86 triliun.
Tak hanya itu, saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT DCI Indonesia Tbk (DCII), dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) juga menunjukkan performa yang buruk.
Kinerja IHSG dan Transaksi
Berbicara soal IHSG, selama periode yang sama, indeks ini mencatatkan kenaikan sebesar 0,23% dari 8.099,333 menjadi 8.118,301.
Sekretaris perusahaan BEI, Kautsar Primadi Nurahmad, menjelaskan bahwa frekuensi transaksi harian rata-rata meningkat sekitar 6,68%, mencapai 2,62 juta transaksi. Rata-rata volume transaksi juga meningkat 5,61% menjadi 49,72 miliar lembar saham.
Namun, rata-rata nilai transaksi harian mengalami penurunan sekitar 11,24%, berada pada angka Rp 25,02 triliun dibandingkan dengan sebelumnya. Pada akhir pekan, investor asing tercatat melakukan pembelian bersih sebesar Rp 199,79 miliar, sementara sepanjang tahun 2025, total nilai jual bersih investor asing mencapai Rp 56,71 triliun.
Penutupan
Dengan keadaan pasar yang fluktuatif ini, penting bagi para investor untuk tetap waspada dan melakukan analisis yang mendalam sebelum mengambil keputusan investasi. Pertumbuhan dan penurunan saham bisa menciptakan peluang trategis, terutama dalam kondisi pasar seperti saat ini.
Sumber: investor.id
Jangan lewatkan info terbaru dan peluang emas di pasar saham! Dimana Anda bisa melakukan pembelian saham dan ETF atau bahkan membuka akun baru untuk memulai investasi Anda.